PenaKu.ID – Lisan adalah senjata paling tajam yang bisa membangun atau menghancurkan.
Rasulullah ﷺ memperingatkan, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam” (HR. Bukhari dan Muslim).
Di era digital dengan media sosial yang masif, menjaga lisan—baik secara verbal maupun tulisan—kian penting.
Memfilter Ucapan untuk Menjaga Lisan
Ghibah (menggunjing) dan fitnah dapat merusak nama baik seseorang dan mencipta permusuhan.
Dalam Al-Qur’an, Allah melarang keras melakukan perbuatan tersebut (QS. Al-Hujurat: 12).
Di zaman media sosial, setiap kata bisa tersebar luas; oleh karena itu, berpikir dua kali sebelum mengetik atau mengucapkan adalah bentuk tanggung jawab seorang Muslim.
Menebar Kebaikan Menjaga Lisan
Berbagi motivasi, doa, atau nasihat positif dapat mendorong semangat orang lain.
Rasulullah adalah teladan dalam penggunaan lisan yang ringan, lembut, dan penuh hikmah. Dengan begitu, lisan menjadi sarana dakwah yang efektif dan damai.
Di platform online, etika berkomunikasi harus diutamakan. Hindari komentar provokatif, ujaran kebencian, atau hoaks.
Gunakan media sosial untuk menyebar manfaat—seperti kajian singkat, tips kebaikan, atau bacaan dzikir harian.
Sebelum merespons atau mengunggah sesuatu, terapkan jeda 5 detik untuk mengecek niat, dampak, dan kebenaran informasi. Metode ini membantu menghindari kesalahan ucapan dan tulisan.
Dengan menjadikan menjaga lisan sebagai bagian dari ibadah, Anda turut merawat kedamaian diri dan lingkungan.
Jadikan ajaran Rasulullah sebagai pedoman agar setiap kata yang keluar membawa keberkahan, bukan keburukan.**