Kesehatan

Peneliti Temukan Kunci Molekuler Atasi Pikun, Harapan Baru Pulihkan Memori

×

Peneliti Temukan Kunci Molekuler Atasi Pikun, Harapan Baru Pulihkan Memori

Sebarkan artikel ini
Peneliti Temukan Kunci Molekuler Atasi Pikun, Harapan Baru Pulihkan Memori
Peneliti Temukan Kunci Molekuler Atasi Pikun, Harapan Baru Pulihkan Memori/(pixabay)

PenaKu.ID – Seiring bertambahnya usia, banyak orang mengalami penurunan daya ingat atau pikun. Sebuah penelitian terbaru dari Virginia Tech berhasil mengidentifikasi penyebab spesifik di balik masalah ini pada tingkat molekuler, sekaligus membuka jalan untuk memulihkannya.

Penelitian ini menemukan bahwa hilangnya memori terkait usia bukan sekadar proses penuaan biasa, melainkan berasal dari perubahan molekuler spesifik di dalam otak. Dengan menargetkan proses tersebut, para ilmuwan berharap dapat memulihkan fungsi memori yang memudar.

Menurut Timothy Jarome, profesor madya di Fakultas Ilmu Hewan, Pertanian dan Ilmu Hayati, penemuan ini sangat penting. “Jika kita bisa memahami apa yang menjadi pemicunya pada tingkat molekuler, kita bisa memahami apa yang salah dengan demensia dan menggunakan pengetahuan itu untuk pendekatan baru pada pengobatan,” ujarnya.

Peran Proses Penelitian Penyebab Pikun

Tim peneliti yang dipimpin Jarome dan Yeeun Bae fokus pada proses molekuler yang disebut poliubikuitinasi K63. Proses ini berfungsi mengarahkan perilaku protein di dalam sel otak. Saat berjalan normal, proses ini membantu neuron berkomunikasi secara efektif untuk membentuk ingatan.

Namun, pada penuaan, proses ini berubah di dua area otak krusial. Di hipokampus (pusat pembentukan ingatan), aktivitas K63 ditemukan meningkat seiring bertambahnya usia. Sebaliknya, di amigdala (pusat memori emosional), aktivitasnya justru menurun. Dengan menggunakan teknologi penyuntingan gen CRISPR-dCas13 untuk menormalkan kembali kadar ini, para peneliti berhasil meningkatkan kinerja memori pada objek penelitian.

Mengaktifkan Kembali Gen IGF2 untuk Mengatasi Pikun

Dalam penelitian terpisah, Jarome bersama Shannon Kincaid fokus pada gen IGF2, sebuah faktor pertumbuhan yang penting untuk membentuk memori namun fungsinya menurun seiring usia. Mereka menemukan gen ini dinonaktifkan oleh proses alami bernama metilasi DNA.

Menggunakan alat penyuntingan gen CRISPR-dCas9, mereka berhasil menghilangkan penanda kimia (metilasi) tersebut dan mengaktifkan kembali fungsi gen IGF2. Hasilnya, tikus berusia tua yang diteliti menunjukkan peningkatan memori yang signifikan. Jarome menekankan bahwa intervensi harus dilakukan tepat saat masalah dimulai untuk hasil yang optimal.**