PenaRagam

Polemik Antara Pt NAS Dan Warga Sekitar Masih Terus Bergulir

IMG 20190820 WA0047

Sukaraja, LabakiNews.id –

Adanya perusahaan bersekala nasional di sebuah lingkungan atau wilayah seharusnya merupakan suatu aset dan kebanggaan bagi warganya,karena bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berdomisili di sekitar tempat berdirinya perusahaan tersebut.

Tapi hal ini tidak demikian dengan perusahaan peternakan sapi perah PT NAS yang berdomisili tepatnya di Kp. Lemah Duhur Desa Margaluyu Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi,yang diduga banyak menimbulkan efek negatif dan konflik dengan warga yang berada di sekitarnya.

Puncaknya pada hari selasa 21 Agustus 2019 beberapa perwakilan dari berbagai unsur dan lapisan masyarakat menyeruduk kantor Kepala Desa Margaluyu demi bertemu langsung dengan pihak perusahaan yang sengaja diundang oleh pemerintah Desa dan di fasilitasi aparat keamanan Babinsa serta Babinkamtibmas.

Dalam pertemuan tersebut yang dihadiri oleh Camat Sukaraja,Kasi Pemerintahan Kecamatan Sukaraja, aparatur Desa, Karang Taruna, Ketua Pemuda, Ketua Ormas, tokoh pemuda, Babinsa dan Babinkamtibmas Desa Margaluyu serta pihak perusahaan yang di wakili oleh Humas dan kepala Security PT NAS, Warga dengan penuh emosi karena di picu oleh adanya masalah, insiden dan dampak lingkungan yang diakibatkan perusahaan selama ini serta banyaknya janji perusahaan dan tuntutan warga yang belum di realisasikan sepenuhnya oleh perusahaan yang sudah berdiri sejak kurang lebih 6 tahun.

Dalam hal ini warga yang di wakili oleh E.Kusnadi, sebagai aktifis dan penggerak sosial yang akhir-akhir ini gencar membantu warga dan mengkritisi kebijakan-kebijakan “menyimpang” baik di kepemerintahan Desa, kecamatan maupun perusahaan yang berdomisili di Desa Margaluyu.

“memang adanya perusahaan PT Nas di sini (Desa Margalyu) banyak melakukan pelanggaran-pelanggaran kesepakatan dari mulai awal berdiri, diantaranya tertutupnya saluran air yang mengalir ke permukiman dan area pertanian warga, yang dampaknya sangat terasa oleh kami, dan bukan hanya itu, akibat dari aktifitas lalulintas perusahaan juga membuat jalan di Desa kami rusak parah sehingga tidak lagi bisa dilalui oleh warga, padahal dulu sebelum adanya perusahaan, jalan tersebut sudah bagus dan beraspal dan kini hancur.” Dengan nada emosi dan sedih karena melihat lingkungannya kini

Lebih lanjut ia menerangkan perusahaan tersebut(PT Nas)sudah melanggar juga kesepatan yang kami buat dulu, dalam hal mensejahterakan warga dengan memberdayakan 70% karyawan yang seharusnya warga kami, serta pemberdayaan penyandang disabilitas untuk mempunyai hak yang sama menjadi karyawan di perusahaan tersebut, adapun yang lainnya pihak perusahaan juga seolah olah menutup diri serta akses bagi para warga yang mengajukan proposal kegiatan dengan alasan yang bertele-tele, kontribusinya bagi warga yang terdampak juga tidak jelas”pungkasnya

Dengan adanya gerakan tersebut warga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait serta perusahaan dalam menyikapi dan menyelesaikan permasalahan yang selama ini mereka alami.

( dml/ddn/kus )

Related Articles

Back to top button