PenaKu.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung saat ini tengah menggodok perencanaan pembangunan Gedung Laboratorium Lingkungan (Labling).
Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatana yang akrab disapa Kang DS mengatakan gedung tersebut dipandang perlu untuk lebih merepresentasikan dalam memberikan pelayananan terkait Labling.
“Kita memang memiliki laboratorium lingkungan terbaik di Indonesia, tapi tempatnya masih menyatu dengan kantor pelayanan masyarakat di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Maka rencananya di tahun 2022 kita akan bangun gedung lab yang terpisah dari Kantor DLH agar lebih representatif,” kata Kang DS saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Sabtu kemarin.
Ia menambahkan gedung tersebut nantinya bakal lebih luas dan lebih steril.
“Nanti kita juga akan perbaiki semua sistemnya, kaitan dengan limbah baik yang B3, maupun air permukaan, termasuk soal polusi udara. Kita optimalisasikan sehingga pencemaran tidak terjadi lagi di Kabupaten Bandung,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusuma mengungkapkan Labling milik Pemkab Bandung saat ini statusnya merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Dijelaskannya, Labling ini berfungsi untuk uji analisa dan monitoring lingkungan. Penggunanya bukan saja untuk Pemkab Bandung, melainkan dari daerah lain atau pihak swasta yang belum memiliki Labling.
“Karena statusnya sudah BLUD dari yang tadinya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas. Pak Bupati memikirkan untuk pengalihan tempat Labling ini, agar pelayanannya lebih optimal dengan gedung lab yang lebih representatif dan lebih luas. Apalagi kita memang punya Labling milik pemda level kabupaten yang terbaik di Indonesia,” ujar Asep.
Ia bangga, karena, labling milik Pemkab Bandung merupakan salah satu Labling terbaik di Indonesia, dengan selalu mendapatkan predikat excellent dari lembaga penguji.
“Lab itu kan ada akreditasinya. Jadi, setiap tahun selalu ada surveilance, lab kita diakreditasi ulang oleh berbagai lembaga, salah satu yang menguji itu lembaga profily dari Amerika Serikat, sehingga kita mendapat sertifikat akreditasi internasional,” terang Asep.
Dari hasil akreditasi itu Labling DLH Kab Bandung juga sudah tiga tahun berturut-turut selalu mendapat predikat excellent.
“Setiap tahunnya juga standarisasi SNI, ISO, SOP itu kita bisa pertahankan dan mendapat predikat excellent,” katanya.
Saat masih berstatus UPTD, lanjut Asep, Labling DLH ini bisa mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) karena ada pelayanan, dan tarifnya. Labling DLH ini terakhir bisa berkontribusi Rp1,7 miliar ke PAD.
“Namun setelah jadi BLUD, pemasukan dari pelayanan tidak lagi di setor ke kas daerah, tapi bisa menutupi biaya operasional lab, biaya akreditasi, pembelian bahan kimia, obat, biaya pemeliharaan, dan biaya personil,” tutup Asep.
*Reporter: BG
**Redaktur: Dewi Apriatin