PenaKu.ID – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam berbagai kesempatan kerap menyerukan narasi “Kita bangsa besar”. Namun, seberapa relevan optimisme ini jika disandingkan dengan dinamika pasar modal Indonesia? Pasar modal sering dianggap sebagai jendela bagi investor asing untuk melihat denyut nadi dan prospek ekonomi suatu negara.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan arus dana asing (foreign flow) di Pasar Saham menjadi indikator penting. Di tengah faktor global, Indonesia memang mengalami derasnya arus keluar investor asing yang menjauh dari pasar negara berkembang (emerging market). Berdasarkan data IDX, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net foreign sell) di seluruh pasar mencapai Rp 54,75 triliun sejak awal tahun hingga Kuartal III-2025. Tren aksi jual ini bahkan sudah berlangsung sejak tahun lalu.
Titik Balik Pasar Saham di Bulan Oktober
Meski data year-to-date terlihat suram, laporan riset terbaru dari Macquarie menunjukkan adanya titik balik. Pada bulan Oktober, investor asing tercatat berbalik arah menjadi pembeli bersih (net buy) dengan nilai mencapai Rp 12,9 triliun.
Momentum ini menyusutkan total arus keluar sepanjang tahun menjadi Rp 41,8 triliun. Analis Macquarie, Ari Tjahja, menilai ini bisa menjadi titik balik penting. Emiten dengan fundamental kuat, terutama di sektor konsumer, mulai kembali menunjukkan kinerja positif dan menarik minat investor.
Optimisme Pasar Saham di Tengah Faktor Global
Managing Director S&P Dow Jones Indices, Rick Chau, sependapat bahwa hengkangnya dana asing lebih banyak dipengaruhi faktor global, seperti arah suku bunga The Fed dan geopolitik. Jika sentimen global ini teratasi, investor diyakini akan kembali ke Indonesia.
Rick menilai minat investor terhadap Indonesia masih ada, didukung oleh laju pertumbuhan pasar yang kuat. Ia juga menyoroti sinyal positif dari banyaknya penawaran umum perdana (IPO) baru di BEI, yang memudahkan asing menilai potensi nilai pasar Indonesia.**











