PenaKu.ID – Para peneliti di Brasil dan Argentina dibuat takjub oleh penemuan lebih dari 1.500 terowongan bawah tanah raksasa yang membentang hingga 600 meter. Dengan tinggi mencapai 1,8 meter, formasi ini awalnya membingungkan para ilmuwan.
Namun, setelah penelitian mendalam, dipastikan bahwa ini bukanlah karya manusia atau hasil proses geologi, melainkan sebuah mahakarya dari kukang tanah raksasa (giant ground sloth) yang hidup ribuan tahun lalu.
Penelitian yang dipublikasikan di Science Advances ini mengungkapkan bahwa terowongan-terowongan ini berasal dari era Pleistosen, sekitar 8.000 hingga 10.000 tahun yang lalu. Profesor Heinrich Frank, salah satu peneliti utama, menegaskan bahwa ciri-ciri terowongan ini sangat unik.
Bentuknya yang bundar atau elips, serta adanya jejak cakaran besar yang jelas di dinding, menjadi bukti kuat bahwa formasi ini digali oleh makhluk hidup kukang purba, bukan proses alam.
Megafauna Pembangun yang Ulung dari Kukang Purba
Kukang tanah raksasa adalah herbivora purba yang ukurannya sangat masif, bahkan beberapa spesies bisa sebanding dengan gajah modern.
Mereka memiliki tubuh yang kuat dan cakar yang besar serta tajam. Kemampuan fisik inilah yang memungkinkan mereka untuk menggali jaringan terowongan yang begitu luas dan kompleks.
Para ahli berteori bahwa terowongan ini berfungsi sebagai tempat perlindungan dari predator dan kondisi cuaca ekstrem, yang dibangun dan digunakan secara turun-temurun oleh beberapa generasi.
Interaksi dengan Kukang Purba
Penemuan ini juga membuka jendela baru mengenai interaksi antara megafauna dan manusia purba. Ada dugaan kuat bahwa manusia pada zaman itu memburu kukang tanah raksasa. Untuk bertahan hidup, hewan raksasa ini kemungkinan menggunakan terowongan sebagai benteng pertahanan.
Dengan ukuran tubuh dan cakar tajamnya, kukang memiliki keunggulan besar dalam pertarungan jarak dekat di dalam ruang sempit terowongan mereka, menjadikannya tempat berlindung yang sangat efektif dari para pemburu.**