PenaKu.ID – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh setiap 12 Rabiul Awal kerap dirayakan umat Islam di berbagai belahan dunia. Momen Maulid Nabi Muhammad ini tidak hanya menjadi ajang seremonial keagamaan, tetapi juga sarana memperkuat kecintaan kepada Rasulullah sekaligus memperdalam pemahaman ajarannya.
Al-qur’an menegaskan bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh alam. Firman Allah dalam Surah Al-Anbiya ayat 107 menyebut, “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” Ayat ini sering dijadikan dasar mengapa kelahiran Nabi patut disyukuri.
Selain itu, Surah Al-Ahzab ayat 21 menekankan bahwa Nabi Muhammad adalah teladan yang harus diikuti: “Sungguh, pada diri Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagi kamu.” Dalam konteks Maulid, ayat ini dipahami sebagai dorongan agar umat memperingati kelahiran Nabi dengan meneladani akhlaknya.
Hadis sahih riwayat Muslim juga menegaskan keutamaan bershalawat kepada Nabi. Rasulullah bersabda, “Barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali lipat.” Tradisi pembacaan shalawat pun menjadi amalan utama dalam peringatan Maulid.
Riwayat lain menyebut, ketika Nabi ditanya alasan berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab, “Hari itu adalah hari aku dilahirkan dan hari diturunkan wahyu kepadaku.” (HR. Muslim). Hadis ini kerap dijadikan landasan bahwa mengenang kelahiran Nabi merupakan amalan yang dianjurkan.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Ingatkan Rasa Syukur
Meski begitu, ulama berbeda pandangan mengenai hukum memperingati Maulid. Sebagian besar ulama tradisional, seperti dikutip dari laman Nahdlatul Ulama (NU), menganggap perayaan Maulid termasuk bid’ah hasanah atau inovasi yang baik, selama diisi dengan zikir, doa, kajian, dan kegiatan sosial. Namun, menurut pandangan Muhammadiyah, perlu kehati-hatian agar Maulid tidak dijadikan ritual yang berlebihan dan tidak mendasarkan diri pada hadis lemah atau palsu.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad boleh dilakukan selama bertujuan mempererat ukhuwah Islamiyah serta meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Di Indonesia, tradisi Maulid Nabi Muhammad sering diisi dengan pengajian, pembacaan sirah Nabi, shalawat, hingga kegiatan sosial seperti santunan anak yatim. Kegiatan ini diyakini mampu memperkuat ikatan sosial dan menanamkan kecintaan kepada Rasulullah sejak dini.**