PenaKu.ID – Akibat hujan deras dan cukup lama membuat akses jalan menuju Desa Kemang tertutup longsor tepatnya di Tanjakan Pasirtengek, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Minggu (07/01/24).
Material longsoran setinggi 15 meter dengan lebar kurang lebih 20 meter, hingga akses kendaraan dari arah Bojongpicung menuju Desa Kemang dan sebaliknya tidak bisa lewat, dan sekarang pihak Pemerintah Desa Sukaratu, bhabinkamtibmas, babinsa, pihak kecamatan dan masyarakat setempat tegah sibuk melakukan gotong-royong mengevakuasi material longsoran.
Camat Bojongpicung Aziz Muslim menambahkan, mengenai adanya longsor di Tanjakan Pasirtengek Desa Sukaratu yang menutupi akses jalan menuju Desa Kemang itu atas adanya laporan dari pihak Desa Sukaratu dan saat itu pula pihaknya turun ke lokasi kejadian.
Setelah dilihat ternyata benar adanya bahwa selain material tanah dan bebatuan, juga rumpun bambu besar ikut terbawa longsor dan menutupi akses jalan menuju Desa Kemang.
Dengan adanya itu pihaknya langsung minta bantuan pada Pemkab Cianjur khusunya pada dinas terkait, hingga mampu menurunkan alat berat untuk mengevaluasi material longsoran.
Selain itu pihaknya menghimbau pada seluruh warga desa yang ada di Kecamatan Bojongpicung mohon waspada, karena sekarang sudah mulai musim hujan karena di seluruh desa yang ada di kecamatan Bojongpicung rawan bencana alam, khusunya banjir dan longsor.
“Kami harapkan pada seluruh warga yang ada di wilayah Kecamatan Bojongpicung mohon waspada bila terjadi hujan deras dan lama karena hampir di seluruh wilayah desa yang ada di Kecamatan Bojongpicung rawan bencana alam, banjir dan longsor,” ucapnya.
Pemerintah Desa Kemang Turunkan Esvakator
Sementara itu, Kasi Kesra Desa Sukaratu Agus Suhendar (45) menjelaskan, kemarin sore hujan deras mengguyur kawasan Bojongpicung, hingga tebing longsor yang materialnya menutupi akses jalan menuju Desa Kemang.
Material longsoran yang menutupi akses jalan yaitu tanah bebatuan dan rumpun bambu hingga sulit untuk dievakuasi.
Maka dengan itu pihaknya langsung menurunkan alat berat untuk mengevakuasinya, karena bila dilakukan dengan cara manual maka akan memakan waktu cukup lama dan tidak akan selesai dua atau tiga hari.
“Tanah longsor itu hanya sejauh 20 meter dan tinggi 15 meter, tapi rumpun bambu yang sulit untuk dievakuasi. Untuk mempercepat akses jalan terbuka maka pihak pemerintah desa dan kecamatan langsung menurunkan alat berat esvakator (beko),” pungkasnya.
***