PenaRagam

Lahan Ini Disulap Mampu Ciptakan Pundi-pundi Rupiah

IMG 20200805 WA0045
Lahan sayuran seluas 6 hrktare yang dikelola kelompok tani cisarua bandung barat

PenaKu.ID – Menciptakan peluang ekononomi tentunya banyak jalan, layaknya kita berjalan ke sebuah pasar. Di kala pandemi seperti ini ternyata masih banyak ruang bisnis yang mampu diolah menjadi sumber penghasilan, yang salah satunya seperti yang dilakukan Kelompok Tani di Bandung ini.

Mereka, selain memanfaatkan lahan yang tadinya tidak berfungsi diubah menjadi lahan yang bernilai rupiah. Tak hanya itu, program tersebut pun guna mendukung program dunia dalam mewujudkan Global Green and Healthy Hospitals (GGHH).

Dijadwalkan, Gabungan Kelompok Tani Wargi Panggupay bakal menjalin kerja sama bidang pertanian dengan RS Jiwa (RSJ) Cisarua, Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) tersebut selama dalam kurun waktu 3 tahun.

“Kerja sama pertanian ini sudah berjalan dua bulan memanfaatkan lahan seluas 6 hektare untuk ditanami sayuran. Lamanya kerja sama selama tiga tahun dan bisa diperpanjang sesuai kebutuhan,” kata Ketua Gapoktan Wargi Panggupay, Lembang, Ulus Pirmawan (46), Rabu (5/8/2020), seperti dikutip siberindo.

Ulus yang juga menjadi Duta Petani Andalan (DPA) Pembangunan Pertanian ini mengatakan, menanam sejumlah sayuran seperti brokoli, bunga kol, salada, tomat, dan seledri di lahan yang dikerjasamakan.

Pada prosesnya, ucap Ulus, ada sebanyak 30 pekerja yang dilibatkan dari warga lokal, termasuk dua orang yang telah menjalani rehabilitasi di RSJ Cisarua dan sudah dinyatakan sembuh.

Dirinya sengaja melibatkan mereka dengan harapan bisa menciptakan petani-petani baru yang ke depan bisa berdikari. Menurut Ulus, dua orang asal Karawang dan Kota Bandung itu dibekali ilmu pertanian dan dibangkitkan kepercayaan dirinya, supaya mentalnya pulih dan sehat seperti semula.

“Mereka pun dibayar perhari dengan jam kerja dari pukul 07.30-12.00 WIB, agar tumbuh percaya dirinya bahwa bisa menghasilkan uang dengan bekerja sendiri.”

“Saya bukan hanya ingin mencari profit, tapi bagaimana membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan mengajak generasi muda mau bertani. Keterlibatan mereka yang pernah direhabilitasi sesuai permintaan pihak RSJ agar mereka turut diberdayakan. Kami pun menerima sebanyak-banyaknya, hanya untuk saat ini yang direkomendasikan baru dua,” tuturnya.

Ulus yang mengawali bisnis pertaniannya sejak tahun 1993, memang menjadi salah satu role model suksesnya bisnis pertanian dan pemberdayaan masyarakat.

Satu dari 66 petani Indonesia binaan Kementerian Pertanian ini bahkan sempat meraih berbagai penghargaan bersama dengan kelompok taninya.

Salah satunya penghargaan Petani Teladan oleh Food Agriculture Organization (FAO) yang diberikan pada 2017.

Disinggung soal hasil panen, Ulus mengatakan, meski baru dua bulan berjalan namun sudah berhasil panen brokoli sebanyak kurang lebih 2 ton dalam seminggu terakhir.

Brokoli dengan kualitas super dia jual ke sejumlah supermarket di Jakarta, sedangkan sekitar 10% yang kualitasnya sedikit di bawah dijual ke pasar tradisional dengan harga antara Rp3.000-4.000/kg.

“Konsep kami di sini setiap hari panen, jadi tidak berhenti. Mulai dari brokoli, bunga kol, salada, tomat, dan seledri. Bahkan akan ada sebanyak 300 petani dari berbagai daerah di Jawa Barat yang akan datang ke sini untuk study banding secara bertahap karena masih dalam masa pandemi Covid-19,” tutupnya.



Source: siberindo

Editor: Js

Related Articles

Back to top button