Ekonomi

Laba Tembus Rp29 Triliun, Saham BBCA Berpotensi ke Rp11.000?

×

Laba Tembus Rp29 Triliun, Saham BBCA Berpotensi ke Rp11.000?

Sebarkan artikel ini
Laba Tembus Rp29 Triliun, Saham BBCA Berpotensi ke Rp11.000?
Ilustrasi (pexels)

PenaKu.ID – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatat kinerja solid sepanjang semester I 2025. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang dirilis perseroan, laba bersih tercatat Rp29,02 triliun atau tumbuh sekitar 7–8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (sumber: IDNFinancials dan laporan resmi BCA).

Kenaikan laba ditopang oleh pertumbuhan kredit yang stabil dan biaya dana yang efisien. BCA berhasil mempertahankan rasio dana murah (CASA) di level sekitar 82 persen per Juni 2025, menurut laporan bulanan yang dipublikasikan di laman Investor Relations. Kondisi tersebut menjaga margin bunga bersih (NIM) tetap sehat di kisaran 5,5–5,8 persen.

Dari sisi kualitas aset, pembiayaan BCA dinilai terkendali. Rasio kredit bermasalah (gross NPL) konsolidasi berada di kisaran 2,0–2,2 persen. Menurut analis, angka ini relatif rendah dibanding rata-rata industri perbankan, mencerminkan strategi manajemen risiko BCA yang konservatif.

Valuasi dan Saham BBCA

Di pasar modal, saham BBCA pada perdagangan Senin (8/9/25) ditutup di kisaran Rp7.700–8.000 per lembar. Kapitalisasi pasarnya mendekati Rp986 triliun, berdasarkan data TradingView dan Investing.com. Adapun valuasi price to earnings ratio (P/E) masih berada di rentang 17–19 kali, lebih tinggi dibandingkan sejumlah bank besar lain.

BCA sebelumnya membagikan dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp250 per saham pada Maret, setelah lebih dulu menyalurkan dividen interim Rp50 per saham pada November 2024. (sumber: BCA Investor Relations).

Konsensus analis yang dihimpun Fintel dan SimplyWallSt memperkirakan harga wajar saham BBCA dalam 12 bulan ke depan berada di kisaran Rp10.000–11.300 per lembar. Kendati demikian, beberapa pihak menilai valuasi premium menjadi faktor yang perlu diwaspadai investor.

Prospek ke Depan Saham BBCA

Ke depan, penguatan ekosistem digital, pertumbuhan kredit korporasi, serta inisiatif pembiayaan berkelanjutan dipandang sebagai katalis positif kinerja perseroan. Namun, arah kebijakan suku bunga Bank Indonesia dan dinamika makroekonomi global masih akan menjadi variabel penting yang berpotensi memengaruhi perolehan laba maupun pergerakan saham BBCA.**