PenaKu.ID – Pada akhir Juni 2025, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan memberi sinyal bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan pengiriman pasukan tambahan ke Rusia, diperkirakan tiba pada Juli atau Agustus mendatang.
Pernyataan ini diungkapkan oleh anggota parlemen Lee Seong Kweun usai rapat tertutup NIS dengan komite parlemen pada 26 Juni.
Informasi ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, mengingat latar hubungan erat Korut–Rusia dalam konflik Ukraina.
Rekrutmen dan Pengerahan Pasukan untuk Rusia
Menurut laporan NIS, Korut telah memulai proses perekrutan tentara baru untuk dikirim ke medan perang Eropa Timur.
Sekitar 5.000 pekerja konstruksi militer dan 1.000 insinyur penjinak ranjau disiapkan untuk mendukung misi pembersihan ranjau dan pemulihan infrastruktur dekat perbatasan Kursk.
Sebelumnya, pada kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada pertengahan Juni, Korut menandatangani perjanjian pertukaran bantuan militer dan ekonomi.
Pasukan untuk Rusia dan Dampak bagi Keamanan Semenanjung Korea
NIS memperingatkan potensi perluasan pengaruh Rusia di Korut bisa menimbulkan ketidakstabilan di kawasan.
Selain pasukan tempur, Korut pun terus menyalurkan persenjataan dan dukungan intelijen bagi Moskow.
Sebagai imbalannya, Rusia membantu Korut memodernisasi sistem radarnya, menyediakan peralatan pengacau sinyal, dan memberikan transfer teknologi peluncuran satelit.
Pengerahan awal lebih dari 12.000 tentara Korut ke wilayah perbatasan Kursk pada 2024 menunjukkan pola kerjasama yang semakin intensif.
Jika benar direalisasikan pada Juli–Agustus, langkah ini diprediksi akan memperpanjang durasi konflik Ukraina dan menambah tekanan diplomatik bagi Seoul dan sekutu Barat.**