PenaRagam
Trending

Kenang Peristiwa 19 September, Perobekan Bendera Belanda

PenaKu.IDSejumlah peristiwa terjadi pada 19 September bersumber dari wikipedia, salah satu peristiwa yang teringat masyarakat Surabaya pada pada hari ke 262 dalam kalender gregorian itu ialah menurunkan dan merobek Bendera Belanda (merah-putih-biru) yang berkibar di atap Hotel Yamato, Surabaya, Jawa Timur pada 1945. Lalu, beberapa tahun sebelumnya tepatnya pada 1938, eks Menpera era Soeharto lahir.

PenaKu.ID mencoba untuk kembali mengenang peristiwa yang terjadi pada 19 September, Peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato, Surabaya 77 tahun yang lalu, beritkut ini ulasannya :

Peristiwa perobekan bendera di hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945.

Pada tanggal tersebut, sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera Belanda di atas Hotel Yamato dan memicu amarah rakyat Surabaya.

Dikutip dari laman surabaya.go.id, peristiwa itu bermula ketika ada desas-desus tawanan asing Jepang akan diangkut oleh badan Pasukan Sekutu pemenang perang yaitu RAPWI, pada 15 September 1945.

Mereka bermarkas di hotel Yamato, Jalan Tunjungan Surabaya.

Sejak saat itu hotel Yamato ramai dengan orang-orang bule dari tawanan perang.

Di sana orang-orang bule itu terlihat sombong dan hilir mudik di depan gedung, dan mengusir orang-orang Indonesia yang lewat depan hotel.

Saat itu rakyat Surabaya memang miskin habis diperas oleh penjajah Jepang 3,5 tahun hingga kurus dan lemah.

Kedatangan sekutu pertama dari Mastiff Carbolic dibawah pimpinan Letnan Antonissen dengan parasut Gunungsari Surabaya.

Mastiff Carbolic Party merupakan salah satu dari sejumlah kelompok yang diorganisir oleh anglo Dutch Country Section (ADCS) angkatan 136.

Semula selama Perang Dunia II, ‘ADCS adalah organisasi spionase yang dikirim ke Sumatera, Malaya (Malaysia) dan Jawa secara rahasia.

Setelah Jepang menyerah mereka diterjunkan antara lain di Jakarta dan Surabaya untuk menghimpun informasi tentang keadaan kamp-kamp tawanan dengan kedok RAPWI.

Fihak tentara Jepang setelah mendengar tentang pendaratan itu kemudian menjemput dan mengawalnya ke Yamato Hoteru.

Sebelumnya di Hotel itu telah berkumpul pula sebagian besar orang Indo dan orang Indonesia.

Sejak kedatangan orang-orang Belanda yang menyusup ke Surabaya.

Peristiwa Surabaya Memanas

Hal itu menyebabkan Surabaya menjadi panas dan terjadi saling kecurigaan di antara pemuda Surabaya.

Pada waktu yang hampir bersamaan pemuda Surabaya sedang memperingati sebulan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Mereka mengadakan rapat umum di lapangan Pasarturi pada 17 September 1945.

Sementara hari Rabu tanggal 19 September 1945, pemimpin Mastiff Carbolic mengunjungi Markas Besar Tentara Jepang.

Beberapa orang anggotanya bersama orang Belanda yang bergabung
dalam Komite Kontak Sosial, mengibarkan bendera Belanda Merah-Putih Biru di atas Hotel Yamato.

Tentu, pengibaran ini memicu amarah para pejuang yang berujung pada aksi heroik berupa perobekan bendera Merah Putih Biru menjadi Merah Putih.

Sebagai sebuah bangsa yang baru, tentu tahu betul rasa pengorbanan dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Sebagai balasan, ledakan semangat nasionalisme arek Surabaya lantas merobek bagian birunya, kemudian mengibarkannya kembali sebagai bendera Dwi Warna.

Rakyat Surabaya yang kala itu miskin, kurang makan, habis dijajah orang Jepang, tidak punya senjata.

Namun berani melawan orang-orang Belanda yang dengan sombong berada di hotel mewah dan mengibarkan simbol yang membuat kehormatan orang Surabaya terinjak-injak.

Hal itu menumbuhkan rasa patriotismenya tidak bisa di bendung.
Peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato, Surabaya.
Foto peristiwa sekitar di Hotel Yamato, Surabaya. (laman website surabaya.go.id)

Penyobekan bendera warna biru bisa terlaksana, sedangkan untuk pertama kalinya pertikaian di hotel itu terjadi dan menimbulkan korban.

Dari pemuda Indonesia yang menjadi korban di antaranya Sidik, Mulyadi, Hariono dan Mulyono.

Dari pihak Belanda Mr. Ploegman, tewas ditusuk dengan benda tajam.

Sebuah peristiwa yang menggambarkan kegigihan perjuangan yang tercermin sebagai bukti kecintaan rakyat kepada bangsanya.

Sejarah Hotel Yamato

Tahun 1900 keluarga Sarkies membeli rumah dengan lahan seluas 1000 m2 di Surabaya.

Pada tahun 1910 dimulailah peletakan batu pertama pendirian hotel oleh keluarga Sarkies yang dirancang oleh Regent Alfred John Bidwell dengan gaya Art.

Hotel ini kemudian diresmikan pada tanggal 1 Juli 1911 dengan nama Hotel Oranje.

Pada tahun 1923 dan 1926 dilakukan perluasan bangunan sayap kanan dan kiri.

Kemudian di tahun 1936 didirikan bangunan lobi hotel bergaya Art Deco, untuk kepentingan toko, kantor dan rumah makan.

Lalu pada tahun 1942 saat Surabaya diduduki Oleh Jepang, hotel ini diganti namanya menjadi Yamato Hoteru atau Hotel Yamato.

Namun, mulai tahun 1945, hotel ini digunakan sebagai kamp tahanan sementara untuk wanita dan anak-anak Belanda.

Bangunan ini memiliki dua gaya, Art Nouveau dan Art Deco.

Seluruh bangunannya bertingkat dua, dengan koridor berbentuk lengkung.

Fungsinya sebagai akses sirkulasi dan penepis air hujan dan sinar matahari langsung.

Pada langit-langit dan samping atas bangunan induk terdapat komponen kaca berwarna sebagai jalan masuk sinar matahari.

Saat ini hotel Yamato masih beroperasi dengan berganti nama menjadi Hotel Majapahit.

Hotel Majapahit Terletak di Jl. Tunjungan No.65, Genteng, Kec. Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Hotel ini merupakan salah satu hotel tertua di Indonesia yang masih beroperasi.

1926 – Peresmian Stadion San Siro di Milan.

Stadion San Siro juga dikenal sebagai Stadion Giuseppe Meazza adalah stadion sepak bola di Milan, Italia. Stadion ini adalah kandang bagi dua tim Liga Italia dari Serie A: A.C. Milan dan Internazionale.

Stadion San Siro mulai dibangun oleh Piero Pirelli, presiden AC Milan saat itu, pada 1 Agustus 1925 dan selesai pada 15 September 1926 dengan nama Nuovo stadio Calcistico San Siro. Pembangunan tersebut menghabiskan dana sekitar 5 juta lira. Stadion ini dibuka secara resmi pada tanggal 19 September 1926 dengan pertandingan derby antara AC Milan melawan Inter Milan, yang dimenangkan oleh Inter Milan dengan skor 6 – 3.

1945 – Penyelenggaraan Rapat Raksasa di Lapangan IKADA (Gambir).

1945 – Insiden Hotel Yamato: Rakyat Surabaya menurunkan dan merobek Bendera Belanda (merah-putih-biru) yang berkibar di atap Hotel Yamato, Surabaya, Jawa Timur, kemudian mengibarkannya kembali sebagai Bendera Indonesia (merah-putih), setelah membuang bagian berwarna birunya.

1955 – Pemerintahan Juan Perón digulingkan di Argentina.

1973 – Penobatan Carl XVI Gustaf dari Swedia menjadi Raja Swedia

1983 – Saint Kitts dan Nevis merdeka dari Britania Raya.

1985 – Gempa dan Tsunami mengguncang Mexico City yang menghancurkan 405 bangunan, seluruh surat kabar membuka dana kemanusiaan di Mexico City.

2014 – Pembukaan Asian Games 2014.

**

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button