Internasional

Kekhawatiran Warga Laos di Tengah Hujan Peluru Artileri Perbatasan

×

Kekhawatiran Warga Laos di Tengah Hujan Peluru Artileri Perbatasan

Sebarkan artikel ini
Kekhawatiran Warga Laos di Tengah Hujan Peluru Artileri Perbatasan
Kekhawatiran Warga Laos di Tengah Hujan Peluru Artileri Perbatasan/(ilustrasi/@pixabay)

PenaKu.ID – Laos, khususnya Provinsi Champasak, mendadak menjadi saksi bisu dampak konflik bersenjata yang terjadi antara Kamboja dan Thailand.

Pada Kamis (24/7/2025) hingga Jumat (25/7/2025), sepuluh butir peluru artileri dilaporkan jatuh di wilayah Laos, merusak rumah dan properti warga.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Meski belum ada kepastian siapa yang menembakkan, insiden ini menimbulkan ketakutan sekaligus pertanyaan besar mengenai keamanan penduduk di zona perbatasan.

Jejak Kerusakan di Champasak Akibat Hujan Peluru Artileri

Di Desa X dan Desa Y, atap rumah banyak yang berlubang, pagar kebun hancur, dan sejumlah kendaraan warga tertimpa pecahan logam.

Analisis awal bersama militer Laos dan Thailand menyebutkan bahwa jejak sisa peluru menunjukkan kemungkinan berasal dari wilayah Kamboja, namun klaim ini langsung dibantah oleh Kementerian Pertahanan Kamboja.

Pemerintah Thailand sendiri telah menyampaikan belasungkawa atas kerusakan yang dialami, menegaskan bahwa mereka berusaha menghindari sasaran non-militer.

Potensi Eskalasi Konflik Hujan Peluru Artileri

Champasak berada di titik rawan, karena bersebelahan langsung dengan Provinsi Trat (Thailand) dan Provinsi Pursat (Kamboja). Dengan korban jiwa terus bertambah di kedua pihak, setiap peluru yang melintas kian memperkeruh suasana.

Jika tak ada langkah de-eskalasi segera, wilayah netral seperti Laos bisa saja terjebak dalam pusaran konflik yang tak diinginkan.

Hingga berita ini diturunkan, militer Laos masih menunggu hasil penyelidikan resmi dari kedua negara. Sementara itu, warga Champasak tetap siaga, berharap diplomasi segera meredam ketegangan yang menghantui rumah mereka.**