PenaKu.ID – Kekerasan anak di KBB (Kab. Bandung Barat) Jawa Barat sepanjang tahun 2021 telah terjadi 11 kasus di 8 wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Kebanyakan korban adalah pelecehan seksual dengan total 9 kasus.
Sedangkan, dua kasus lainnya terjadi pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran.
Kepala Dinas DP2KBP3A KBB, Eriska Hendrayana mengatakan bahwa kesebelas kasus kekerasan anak di KBB ini menyebar di 8 kecamatan.
Zona Kekerasan Anak di KBB
Kecamatan Parongpong 3 kasus, Lembang 2 kasus, sisanya masing-masing 1 kasus terjadi di Padalarang, Cililin, Cipongkor, Cipeundeuy, Cikandung dan Cisarua.
Ia menuturkan, lebih mirisnya dari kasus pelecehan anak-anak itu, di antaranya pelaku anak-anak juga. Kondisi itulah, yang perlu menjadi perhatian orang tua untuk tidak melepaskan perhatian pada anak-anaknya.
“Orang tua jangan bosan-bosannya mendampingi anak. Karena sekali lengah, anak-anak bisa dengan mudah melakukan tindakan di luar dugaan orang dewasa,” kata Eriska didampingi Kabid PPPA, Euis Jamilah, Jum’at (23/7/2021).
Apalagi, pada masa pandemi COVID-19, anak-anak usia sekolah dipastikan mengalami kejenuhan. Sekolah daring, membuat anak-anak tidak punya teman, tidak bisa bermain dengan leluasa.
Peran orang tualah yang harus mengambil alih semua itu, sehingga bisa dijadikan teman, sahabat, guru oleh anak-anaknya.
“Berikan kenyamanan pada anak dan dampingilah anak, ketika mereka lepas mengerjakan belajar daringnya. Jangan biarkan anak-anak mengakses konten-konten yang dikonsumsi orang dewasa,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai salah satu leading sektor yang membidangi perlindungan anak, pihaknya hanya bisa melakukan pendampingan.
Untuk penanganan kasus menimpa anak, pihaknya bekerjasama dengan psikolog dan aparat kepolisian. Seperti kasus pelecehan yang menimpa anak-anak dengan pelaku anak-anak pula.
“Kita serahkan sama psikolog. Kasus itu ditangani juga oleh pihak kepolisian. Namun karena pelakunya anak-anak, maka pihak kepolisian mengembalikannya ke orang tuanya,” ungkapnya.
Berkaitan dengan Hari Anak Nasional, yang jatuh 23 Juli, Eriska berharap menjadi momentum anak-anak Indonesia untuk tetap berprestasi, gembira, kreatif dan inovatif.
“Pandemi belum berakhir, lindungi anak-anak dari Covid-19. Terapkan protokol kesehatan dan tingkatkan imun keluarga,” pungkasnya.
(CDR)