PenaKu.ID – Seluruh siswa kelas X SMAN 1 Parongpong mengikuti sidang project penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema “Kearifan Lokal”, Jumat (27/1/2023).
Pada kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, para siswa mempresentasikan hasil obervasinya mengenai kearifan lokal di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan nilai-nilai pancasila.
Koordinator Project Penguatan Profil Pancasila Fase E, Anis Ilahi menjelaskan, project ini bertujuan menggali dan mencari informasi mengenai kearifan lokal yang terbagi dalam tujuh bidang. Di antaranya pengetahuan, ekonomi, masyarakat, kesenian, dan pendidikan.
“Setelah menggali informasi, mereka menelaah permasalahan yang ada dan terjun langsung ke lapangan,” ungkapnya saat ditemui di sekolah.
Meneliti langsung ke tempatnya, lanjut Anis, menjadi keharusan. Sebab, selain berinteraksi, siswa juga mendapatkan pengalaman penelitian.
“Di internet mungkin banyak, tapi dengan datang langsung, mereka memiliki pengalaman dan bisa tahu secara langsung. Misal, tentang upacara adatnya dan lainnya,” tuturnya.
Setelahnya, tambah Anis, data dikemas menjadi sebuah esai yang nantinya akan diterbitkan di website sekolah usai melalui proses revisi.
Adapun sesi sidang tak ubahnya “sidang skripsi” yang dialami oleh para mahasiswa.
“Kita menyebutnya sidang. Menguji hasil anak-anak dan langsung ada feedback (dari penguji), kayak sidang skripsi. Makanya, kemarin ada juga siswa-siswa yang tegang,” terangnya.
Pancasila Tertanam dalam Siswi
Anis pun optimis para siswa telah berkembang dan memiliki profil pelajar Pancasila. Sebab, mereka sudah mengetahui kearifan lokal di sekitarnya, gotong-royong serta bekerja sama dalam menghasilkan produk dan aksi yang nyata.
“Mereka sudah bernalar kritis, jeli melihat masalah yang ada dan sudah berkembang,” ucapnya.
Dalam sidang tersebut, perwakilan orang tua siswa berkesempatan hadir menyaksikan presentasi anaknya. Salah satu orang tua siswa, Ida Tarwilah menyambut baik program seperti ini.
“Saya salut untuk anak kelas X. Pengetahuannya sudah bagus, mereka menyampaikan materinya pun bagus, berani. Saya acungkan jempol dan apresiasi sekali,” tutur Ibu dari Sevilla Nafil I.R. tersebut.
Salah satu siswa yang mengikuti project tersebut, Gina Nurfadillah mengungkapkan, ia dan kelompoknya mengulik seputar permainan tradisional egrang. Selain mengenal kembali permainan tradisional, Gina mengaku jadi terpacu untuk lebih berpikir kreatif dan terdorong melestarikan permainan tersebut.*