PenaKu.ID – Kanker payudara masih menjadi ancaman serius bagi wanita Indonesia, mencatat 66.271 kasus baru pada tahun 2022. Spesialis Radiologi, Dr. dr. Sawitri Darmiati, SpRad (K), menegaskan bahwa deteksi dini adalah langkah paling vital untuk perawatan lanjutan dan pencegahan komplikasi berbahaya.
Sayangnya, banyak wanita masih diliputi rasa cemas dan takut yang berujung pada penundaan pemeriksaan.
Mammografi: Skrining Kanker Payudara Efektif untuk Usia 40+
Tujuan utama dari deteksi dini adalah mengidentifikasi kelainan payudara secepat mungkin untuk memperbesar pilihan perawatan dan peluang bertahan hidup. Salah satu metode skrining yang sangat dianjurkan adalah mammografi, yang menggunakan sinar-X untuk mendeteksi tanda-tanda kanker pada wanita tanpa gejala.
Pemeriksaan ini sangat direkomendasikan secara rutin, setiap satu atau dua tahun, untuk wanita berusia 40 tahun ke atas.
Mengapa Skrining Kanker Payudara Rutin Tak Boleh Ditunda
Dr. Sawitri menekankan bahwa deteksi dini dengan mammografi telah terbukti efektif dalam menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka ketahanan hidup hingga lima tahun.
Pada wanita dengan jaringan payudara padat atau berisiko tinggi, mammografi mungkin dikombinasikan dengan USG atau MRI untuk meningkatkan akurasi. Pemeriksaan ini optimal dilakukan satu atau dua minggu setelah menstruasi.**
