PenaKu.ID – WAKIL Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum berkeliling kawasan Rebana Metropolitan, masih dalam rangkaian forum investasi West Java Investment Summit (WJIS) 2020, di hari keempat sekaligus terakhir pada Kamis (19/11/2020) kemarin.
Dalam agenda penutup ini, Kang Uu meninjau empat proyek investasi di Kabupaten Majalengka dan Subang, yakni: (1) Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM); (2) Business Park Kertajati Aerocity; (3) groundbreaking Hotel Bintang 3 di Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB); dan (4) Rebana Technopolis Industrial Estate.
Mengawali kunjungan lapangannya, Kang Uu meninjau KIEM yang merupakan satu dari 16 Project Investment Ready to Offer (IPRO) di WJIS 2020. Kang Uu berujar, KIEM di Kecamatan Kertajati Kab. Majalengka turut menegaskan kekuatan Rebana Metropolitan, masa depan ekonomi Jabar, yang di-launching di hari pertama WJIS 2020 pada Senin, 16 November.
“Rebana bukan hanya cerita, bukan hanya angan-angan, tapi sudah ada action (tindakan). Dibuktikan 400 hektare yang sudah dikuasai oleh KIEM untuk dibangun sebuah kawasan industri,” ujar Kang Uu.
Proyek KIEM sendiri memiliki nilai investasi Rp1,25 triliun atau 86,6 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan berjarak sekitar 5 menit dari BIJB Kertajati serta 45 km dari Pelabuhan Patimban. Terdapat tiga area di KIEM: industrial area, cluster area, dan business area.
Kang Uu menilai, KIEM akan menjadi kawasan industri yang strategis dan menguntungkan bagi investor. Ia pun yakin PT Dwipapuri Abadi (project owner KIEM) juga bisa membangun area dengan memperhatikan nilai-nilai kawasan yang baik.
“Yaitu antara lain berwawasan lingkungan, berwawasan kesehatan, berwawasan pendidikan, dan juga berwawasan keindahan, sehingga yang akan berinvestasi di sini akan betah,” kata Kang Uu.
“Jabar melalui Pak Gubernur (Ridwan Kamil) mengundang seluruh investor untuk berinvestasi di sini (Rebana Metropolitan), karena ada kemudahan dalam izin, memiliki prospek yang baik, juga akan ada kemudahan dalam (konektivitas) transportasi,” tambahnya.
CEO KIEM, Tony Sukadil, mengatakan, KIEM menyerap kurang lebih 100 tenaga kerja. Ia menambahkan, Jabar memiliki potensi luar biasa baik dari segi industri maupun pariwisata.
Pihaknya juga berupaya ikut serta dalam pertumbuhan dan berpartisipasi dalam program-program pemerintah. Untuk itu, Tony menegaskan bahwa pihaknya antusias bersama-sama membangun Jabar khususnya di Kabupaten Majalengka.
“Terutama untuk perkembangan ekonomi ke depan, sehingga (KIEM) ini bisa menumbuhkan kesejahteraan yang baik bagi lingkungan masyarakat yang ada di sini,” kata Tony.
Berikutnya, Kang Uu meninjau loading test Grand Anila Apartment di Business Park Kertajati Aerocity. Berlokasi di area Business Park I, apartemen ini akan dibangun di lahan seluas 300 hektare.
Kertajati Aerocity sendiri dikembangkan oleh PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau PT BIJB di kawasan Bandarudara Internasional Jawa Barat di Kecamatan Kertajati Kab. Majalengka. Selain Business Park, Kertajati Aerocity juga akan memiliki Integrated Building, Cargo Village, Umrah Hajj Center, hingga Theme Park.
Setelah meninjau pembangunan apartemen di Business Park Kertajati Aerocity, Kang Uu menghadiri groundbreaking pembangunan hotel bintang 3, hotel bintang 5, dan MICE facility di kawasan Integrated Building Bandarudara Internasional Jawa Barat.
Untuk proyek tersebut, PT BIJB bekerja sama dengan PT Jaswita Jabar bertujuan mempermudah penumpang pesawat dari daerah lain untuk keberangkatan atau kepulangan di Bandarudara Internasional Jawa Barat.
“Selain itu juga, pembangunan hotel ini merupakan salah satu penyelamatan ekonomi nasional di masa pandemi COVID-19,” ucap Direktur Utama PT BIJB, Salahudin Rafi.
Terakhir, Kang Uu meninjau pengembangan proyek Rebana Technopolis Industrial Estate di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.
Di tahap awal pengembangan Rebana Technopolis Industrial Estate, akan dibangun kawasan industri ramah lingkungan seluas 487 hektare dari total 6.127 hektare kawasan. Nilai investasi di tahap pertama ini mencapai Rp4,07 triliun atau sekitar 278,8 juta dolar AS.
Direktur Utama PTPN VIII, Muhammad Yudayat menjelaskan, pihaknya berupaya bertransformasi melakukan usaha-usaha lain yang berpoten, termasuk kawasan industri yang ramah lingkungan. Selama ini, bisnis utama PTPN VIII adalah mengelola komoditas sawit, teh, dan karet.
“Nama Rebana Technopolis diberikan langsung oleh Bapak Gubernur (Ridwan Kamil). Nantinya, kawasan industri ini mengusung konsep industri ringan menengah dan mengusung teknologi,” tutur Yudayat.
Usai melakukan kunjungan lapangan dan peninjauan, Kang Uu pun berpesan kepada seluruh project owner atau pemilik proyek untuk selalu memperhatikan wawasan lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan keindahan dalam pembangunan.
“Setiap proses pembangunan diperhatikan pergeseran pemanfaatan tanah, lingkungan sanitasi air, penyerapan air, juga pengendalian sampah,” tegas Kang Uu.
Ia menambahkan, sesuai paparan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, kawasan Rebana Metropolitan yang mencakup tujuh daerah di Jabar yaitu Kabupaten Majalengka, Subang, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Kuningan, serta Kota Cirebon ini diproyeksi menghadirkan 4,3 juta lapangan pekerjaan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen di 2030.
“Kawasan Rebana mempunyai prospek yang sangat luar biasa dalam meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata Kang Uu.
Kepada para investor maupun calon investor, Kang Uu pun mengingatkan agar mereka memberikan kuota bagi pekerja lokal untuk bekerja di perusahaannya. “Jangan sampai orang pribumi di kawasan Rebana tidak bisa menikmati manfaat pembangunan di Jabar,” ujarnya.
Meski begitu, Kang Uu juga berpesan kepada Sumber Daya Manusia (SDM) di kawasan Rebana untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri agar siap menghadapi persaingan global.
“Siapkan keahlian dan kemampuan. Insyaallah dengan adanya pembangunan Rebana akan menyerap tenaga kerja sebanyak 4,3 juta tenaga kerja seperti yang disampaikan Gubernur,” ucap Kang Uu.
“Kepala daerah yang ada di wilayah Rebana ini juga harus memperhatikan bagaimana tenaga kerja di sini bisa dipakai oleh perusahaan. Jadi harus gayung bersambut. Perusahaan juga menyambut kehadiran karyawan lokal, masyarakat lokal juga harus mempersiapkan keahlian,” ujarnya.
“Dan pemerintah daerah provinsi (Jabar) akan mendukung dan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh para investor,” tutup Kang Uu.
WJIS 2020 kerja sama Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jabar sendiri berlangsung selama empat hari mulai Senin, 16 November 2020, hingga Kamis, 19 November 2020. Rangkaian agenda utama meliputi Launching Rebana Metropolitan, MoU Signing/Project Announcement, High Level Session, Market Sounding/One-on-One Meeting, Investment Talkshow, dan Trade and Tourism Webinar, groundbreaking Subang Smartpolitan, dan site visit Rebana Metropolitan.
Gelaran WJIS 2020 resmi dibuka dengan penyampaian keynote speech dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Gubernur BI Perry Warjiyo, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Di tahun kedua penyelenggaraan, WJIS mengusung tema “Invest in West Java for Better Future: Work, Live, Play” dan diikuti lebih dari 500 investor, 13 project owners, dan strategic partners.
Sejumlah pihak lainnya turut terlibat dalam WJIS 2020, yakni Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, bank bjb, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Biro Pemerintahan dan Kerja Sama Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinas Indag) Jabar, Biro Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Investasi Setda Jabar, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jabar, dan Humas Jabar.
(Dp/hm)