Kesehatan

Kadinkes Provinsi Jabar Tinjau Bocah Penderita Gizi Buruk di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi

×

Kadinkes Provinsi Jabar Tinjau Bocah Penderita Gizi Buruk di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi

Sebarkan artikel ini
IMG 20250904 WA0075
Foto Istimewa: Kadinkes Provinsi Jawa Barat, dr. Raden Vini Adiani Dewi Didampingi Plt Direktur UOBK RSUD R Syamsudin SH, H. Yanyan SE, M.KES Saat Mengunjungi Pasien Penderita Gizi Buruk Asal Kampung Kutamaneuh Desa Cikujang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Kamis (4/09/2025).

PenaKu.ID – Nasib malang dialami seorang bocah bernama Much Bilal Tajudin Sopian ( 11 ) tahun yang merupakan warga Kampung Kutamaneuh RT 015 RW 008 Desa Cikujang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, menderita gizi buruk.

Diketahui, bocah tersebut divonis mengalami gizi buruk dan mengidap TBC diduga akibat paparan bahan kimia saat bermain di lokasi pembuatan furniture dilingkungannya. Selain kesehatannya yang terganggu, kondisi ekonomi keluarganya yang sederhana juga menjadi kendala untuk mendapatkan asupan gizi serta untuk memeriksa kesehatannya.

Saat ini Ananda Bilal anak dari pasangan Pian (59) dan Ratih Apriliani (35), tergolek sakit diranjang rumah sakit tengah menjalani perawatan di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi (RS Bunut) sejak Rabu 3 September 2025 setelah mendapat perhatian dari Kodim 0607/Kota Sukabumi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Raden Vini Adiani Dewi, telah meninjau langsung bersama jajarannya untuk melihat kondisi Bilal di kamar isolasi Gedung Muraz RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

“Jadi kami di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat sudah menyesuaikan untuk cepat tanggap juga terjadi di setiap kesempatan setelah menyelesaikan kasus secara khususnya pada Ananda Bilal,” kata Vini saat di wawancara PenaKu.ID di lokasi, Kamis (4/09/2025).

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa langkah awal penanganan ini, pihaknya telah menginstruksikan jajarannya untuk memeriksa seluruh anggota keluarga Bilal untuk mencegah penularan TBC. Sedangkan untuk penanganan gizi buruk, pihaknya akan berkomunikasi dengan Bupati Sukabumi, Asep Japar untuk pemenuhan gizi bocah tersebut.

“Ada langkah-langkah yang sudah kita lakukan misalnya untuk keluarga, petugas Puskesmas harus melaksanakan pemeriksaan awal kepada seluruh yang pernah berkontak,” ungkapnya.

Dia juga memerintahkan aparat kewilayahan untuk membantu mengurus BPJS Kesehatan Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai pembiayaan berobat Bilal.

“Yang kedua sudah diurus keanggotaan BPJS kesehatannya ini salah satu bentuk responsif dari aparat pemerintah Camat Kades dan pemerintah Kabupaten Sukabumi,” ucapnya.

Di samping itu, sambung Vini, dirinya memastikan bahwa biaya pengobatan TBC bersifat gratis yang bisa diakses di puskesmas terdekat di masing-masing wilayah.

“Jadi kepada masyarakat imbauannya jangan takut TBC itu bisa sembuh sempurna selama mengonsumsi obat teratur, makan teratur, jangan lupa makan makanan bergizi, olahraga yang seimbang dan obat. Pemeriksaan gratis itu dilakukan bisa di puskesmas,” tandasnya.

Di tempat yang sama Dokter Spesialis Anak RSUD R Syamsudin SH dr. Anggun Puspita Dewi mengatakan, selain mengidap TBC, Billal juga mengalami gizi buruk dengan berat badan hanya sekitar 17 kilogram.

“Jadi sebetulnya pada saat masuk juga kondisinya sudah stabil cuman memang dalam kondisi gizinya sudah buruk, kemungkinan sudah beberapa tahun sakitnya tapi baru ketahuan sekarang,” kata dr Anggun.

dokter spesialis Anak ini telah melakukan terapi khusus TBC. Saat ini pihaknya juga melakukan skrining terhadap indikasi TBC Meningitis dan memeriksa anggota keluarganya yang tertular TBC.

“Jadi kita lagi skrining ke arah TBC Meningitis. Kemudian juga kita lagi evaluasi anemianya apakah anemianya itu hanya karena gizi buruk atau ada penyakit yang lain. Kemudian juga saya berkoordinasi dengan tim ahli gigi untuk anak-anak gizi buruk,” jelasnya.

Selain itu, dr Anggun juga menyampaikan bahwa untuk penanganan TBC hingga sembuh. Menurutnya, diperkirakan membutuhkan waktu selama 1 tahun dengan pengobatan yang teratur. Sedangkan untuk gizi buruk bisa tertangani sekitar 1-2 tahun. Dia menyampaikan, Billal akan dirawat di rumah sakit dahulu kemudian akan dirawat jalan selama 1 tahun.

“Di sini paling lama 1 sampai 2 minggu sampai kondisinya membaik stabil. Juga nanti kalau sudah makannya bagus minum obatnya bisa kita pastikan teratur, tidak ada terlewat orang tuanya juga sudah pintar perawatan di rumah baru kita pulangkan,” paparnya.

“Nanti kontrolnya dari poli rawat jalan setiap 1 bulan sekali sambil kita pantau juga untuk status gizinya. Bekerjasama juga dengan Puskesmas setempat untuk pemantauan meminum obat juga untuk evaluasi dari berat badan dan tinggi badannya akan dilakukan penimbangan secara berkala,” pungkasnya.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *