PenaKu.ID – Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Jawa Barat (Jabar) masih tumbuh positif terdorong oleh konsumsi dan kegiatan ekspor-impor yang masih surplus.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan dalam dua tahun terakhir LPE Jawa Barat selalu di atas rata-rata nasional. Saat ini LPE Jawa Barat mencapai 5,23 persen, sedangkan LPE nasional 5,12 persen.
Ia menyebutkan faktor pendongkrak LPE, di antaranya belanja atau konsumsi masyarakat. Kemudian didorong meningkatnya investasi serta ekspor-impor.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, neraca perdagangan (ekspor-impor) Jabar masih surplus sebesar 17,52 milyar USD Agustus 2025 ini.
“Kita juga masih surplus dengan Amerika Serikat, Filipina, Thailand dan Vietnam. Namun kita mengalami defisit dengan Taiwan dan Tiongkok,” tutur Plt. Kepala BPS Provinsi Jabar, Darwis Sitorus dalam rilis berita statistik Rabu (1/10/2025).
Secara kumulatif Januari-Agustus 2025 nilai ekspor masih cukup menggembirakan dengan adanya kenaikan sebesar 3,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Berbeda dengan ekspor, untuk impor secara kumulatif Januari-Agustus 2025 mengalami penurunan sebesar 5,96 persen dibandingkan perode yang sama tahun 2024.”
Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor Jabar dengan nilai 4,27 milyar USD, diikuti ke Filipina senilai 2,32 milyar USD dan Jepang senilai 0,01 milyar USD.
Konsumsi masyarakat masih terjaga salah satunya terlihat dari penyaluran kredit perbankan di Jabar yang meningkat.
Penyaluran Kredit Bank Umum di Jawa Barat Tumbuh
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabar Darwisman menyebutkan penyaluran kredit Bank Umum di Jawa Barat mencapai Rp655 triliun (tumbuh 1,51 persen YoY).
Secara nasional, Jabar merupakan provinsi kedua dengan penyaluran kredit terbesar setelah DKI Jakarta dengan market share mencapai 7,87 persen terhadap total kredit nasional.
Total penyaluran Kredit UMKM berdasarkan lokasi proyek posisi Juli 2025 secara Nasional mencapai Rp1.500,15 triliun, dengan NPL Gross 6,50 persen.
Penyaluran Kredit UMKM di Jawa Barat mencapai Rp189,22 triliun dengan share 12,61 persen terhadap nasional dan menjadi Provinsi dengan kategori penerima Kredit UMKM terbesar kedua setelah Jawa Timur (Rp226,45 triliun, NPL Gross 4,48 persen).
Sedangkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tercatat pada posisi Juli 2025 sebanyak 44.326 pelaku usaha di Jawa Barat telah memanfaatkan pembiayaan KUR dengan total penyaluran sebesar Rp2,42 triliun dan outstanding saat ini mencapai Rp2,30 triliun.
Berdasarkan skema pembiayaan, KUR untuk sektor mikro memiliki porsi yang paling besar yaitu mencapai 68,12 persen (Rp1,57 triliun) dari total outstanding KUR Jawa Barat, diikuti KUR Kecil 31,55 persen (Rp0,73 triliun), KUR Super Mikro mencapai 0,25 persen (Rp5,85 miliar) dan KUR TKI mencapai 0,07 persen (Rp1,57 miliar).**