Internasional

Israel Merespons Laporan Amnesty: Tuduhan Kejahatan Hamas Tidak Tercermin Sepenuhnya

×

Israel Merespons Laporan Amnesty: Tuduhan Kejahatan Hamas Tidak Tercermin Sepenuhnya

Sebarkan artikel ini
Israel Merespons Laporan Amnesty: Tuduhan Kejahatan Hamas Tidak Tercermin Sepenuhnya
Israel Merespons Laporan Amnesty: Tuduhan Kejahatan Hamas Tidak Tercermin Sepenuhnya/(pixabay)

PenaKu.ID – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menanggapi laporan dari Amnesty International (AI) yang menuduh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza melakukan kejahatan kemanusiaan. Dalam klaimnya, Tel Aviv menilai laporan tersebut tidak mencerminkan secara utuh dan luasnya kekejaman yang telah dilakukan oleh Hamas.

Marmorstein menuduh AI sebagai “organisasi yang bias” karena membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk membahas kejahatan Hamas, dan menyatakan bahwa laporan itu masih jauh dari gambaran nyata kekejaman tersebut.

Detail Tuduhan Israel soal Kejahatan Kemanusiaan oleh AI

Amnesty International dalam laporan setebal 173 halaman menuduh Hamas dan kelompok bersenjata Palestina melakukan “kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan” serta “pelanggaran hukum humaniter internasional” selama serangan 7 Oktober 2023.

Tuduhan mencakup pembunuhan massal warga sipil, penahanan sandera, dan perlakuan buruk. Selain Hamas dan Brigade Ezzedine Al-Qassam, laporan juga menyebut Jihad Islam Palestina, Brigade Martir Al-Aqsa, dan warga sipil tak terafiliasi bertanggung jawab dalam skala yang lebih kecil.

Bantahan Israel

Meskipun menuduh kelompok Palestina, AI juga sebelumnya telah menuduh Negeri Zionis tersebut melakukan genosida dalam kampanye pembalasan di Gaza. Kontroversi semakin memanas setelah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengajukan surat perintah penangkapan untuk pimpinan Hamas, dan kemudian mengeluarkan surat perintah serupa untuk Perdana Menteri dan mantan Menteri Pertahanan Israel.

Israel selalu membantah tuduhan genosida tersebut, sementara korban dari kedua belah pihak terus bertambah akibat konflik yang berkepanjangan.**