PenaKu.ID – Penduduk Palestina kembali dikhawatirkan akan semakin terjepit setelah laporan Biro Nasional PLO untuk Pertahanan Tanah mengungkap rencana Pemerintah Israel membangun 2.339 unit permukiman ilegal di Tepi Barat.
Langkah ini dipandang sebagai upaya memperluas kontrol wilayah dan menciptakan “kantong-kantong tertutup” yang memisahkan desa-desa Palestina satu sama lain.
Rincian Lokasi dan Jumlah Unit
Menurut Biro PLO, pembangunan akan terpusat pada empat zona:
Qalqilya (Utara Tepi Barat): 1.352 unit
Timur Laut Ramallah & Barat Laut Yerusalem: 430 unit
Bethlehem (Selatan Tepi Barat): 407 unit
Israel Isolasi Tepi Barat Wilayah Barat Ramallah
Total 2.339 unit ini diperkirakan akan terhubung membentuk jaringan permukiman yang saling melekat, sehingga desa-desa Palestina di antara titik-titik tersebut terisolasi.
Dampak pada Komunitas Palestina jika Israel Isolasi Tepi Barat
Kekhawatiran terbesar adalah desa-desa di kawasan tersebut akan dilingkupi permukiman ilegal, membatasi ruang gerak warga, akses ke lahan pertanian, dan pelayanan publik. Sejak awal 2025, data Palestina mencatat:
770.000 pemukim ilegal di 180 permukiman dan 256 pos ilegal.
2.153 serangan pemukim, menewaskan empat warga Palestina.
998 kematian dan lebih dari 7.000 luka-luka di Tepi Barat pasca-pecahnya konflik Gaza.
Selain itu, dugaan koordinasi antara Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan pembentukan satuan kepolisian oleh Itamar Ben-Gvir menambah ketegangan.
PBB dan komunitas internasional menegaskan seluruh permukiman ilegal ini melanggar hukum internasional dan mengancam solusi dua negara.
Pada Juli lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) bahkan menyatakan pendudukan Israel ilegal dan menyerukan pengosongan seluruh permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.**
