PenaKu.ID – Emiten infrastruktur digital PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) tengah menyiapkan langkah besar melalui aksi korporasi Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I (PMHMETD I) atau rights issue.
Mengacu keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), INET berencana melepas hingga 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham. Jika seluruhnya terserap, perseroan berpotensi mengantongi dana segar maksimal Rp3,2 triliun.
Manajemen menyebutkan, tambahan modal itu akan difokuskan pada ekspansi jaringan fiber optik, pembangunan edge data center, serta pengembangan layanan digital. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat pendapatan berulang (recurring revenue) di masa mendatang.
“Kami melihat peluang besar di sektor konektivitas dan layanan data. Tambahan modal ini akan memperkuat posisi INET dalam menjawab kebutuhan transformasi digital,” tulis manajemen dalam keterangan resmi yang disampaikan ke BEI.
Risiko Dilusi INET
Dalam prospektus, rasio rights issue ditetapkan 3:4. Artinya, setiap pemegang tiga saham lama akan memperoleh hak membeli empat saham baru. Namun, investor yang tidak menggunakan haknya berpotensi mengalami penurunan porsi kepemilikan atau terdilusi.
Sejumlah analis menilai, langkah jumbo ini bisa menjadi katalis positif bila proyek ekspansi terealisasi sesuai rencana. Kendati demikian, pergerakan harga saham INET tetap harus dicermati mengingat kapitalisasi pasar perusahaan masih relatif kecil.
Laporan keuangan terbaru menunjukkan tren positif. PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk ini berhasil mencatat peningkatan pendapatan dan perbaikan laba bersih dalam beberapa periode terakhir, seiring tingginya permintaan layanan jaringan terutama dari segmen business to business (B2B).***