PenaKu.ID – Pada hari Senin, 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan tajam sebesar 395,86 poin atau 6,12% ke level 6.076.
Kondisi ini menunjukkan adanya sentimen negatif yang melanda pasar modal Indonesia, mengingat kekhawatiran investor atas ketidakpastian kebijakan ekonomi global dan domestik.
Tak hanya itu, sistem perdagangan di PT BEI sempat dihentikan sementara pada pukul 11:19:31 WIB melalui mekanisme trading halt guna mengantisipasi penurunan lebih lanjut yang mencapai batas 5%.
Penurunan IHSG yang signifikan ini menimbulkan keresahan di kalangan investor dan pengamat pasar modal. Para pelaku pasar menunggu kejelasan tentang kebijakan ekonomi yang akan datang, baik dari pemerintah maupun regulator.
Keputusan trading halt merupakan langkah preventif untuk mencegah volatilitas pasar yang berlebihan.
Di tengah dinamika ini, pemahaman mendalam mengenai peran dan sejarah IHSG menjadi penting untuk menganalisis kondisi pasar secara keseluruhan.
Analisis IHSG Melemah
Penurunan IHSG kali ini dipicu oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Di tingkat global, ketidakpastian kebijakan ekonomi dari beberapa negara besar turut mempengaruhi sentimen investor.
Sementara itu, di dalam negeri, ekspektasi terhadap kebijakan fiskal dan moneter yang lebih tegas juga turut menekan harga saham.
Metode perhitungan IHSG yang menggunakan rata-rata tertimbang berdasarkan kapitalisasi pasar menjadikan indeks ini sangat sensitif terhadap perubahan harga saham.
Akibatnya, jika mayoritas saham mengalami penurunan, IHSG pun langsung terdampak.
Sejarah dan Peran IHSG dalam Pasar Modal
IHSG pertama kali diperkenalkan pada 1 April 1983 dengan nilai dasar 100 poin. Seiring waktu, indeks ini telah mengalami banyak dinamika yang mencerminkan kondisi pasar modal Indonesia.
Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 2007 untuk membentuk BEI merupakan salah satu tonggak penting yang meningkatkan efisiensi pasar.
Fungsi IHSG sebagai tolok ukur kinerja pasar modal tidak hanya penting bagi investor, tetapi juga bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan ekonomi.
Pergerakan IHSG sering kali menjadi indikator utama dalam menilai kesehatan ekonomi suatu negara, khususnya dalam konteks investasi dan daya saing pasar modal.
Dampak penurunan IHSG saat ini menjadi peringatan bagi seluruh pelaku pasar untuk lebih berhati-hati dan mengikuti perkembangan kebijakan ekonomi dengan seksama.
Meski begitu, volatilitas pasar merupakan bagian tak terpisahkan dari dinamika ekonomi global. Dengan strategi investasi yang tepat dan pemahaman mendalam terhadap mekanisme pasar, para investor diharapkan mampu mengambil keputusan yang cerdas di tengah situasi yang tidak menentu.
Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News
**