PenaKu.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus rela ditutup di zona merah pada perdagangan sesi kedua, Selasa (4/11/2025). Setelah sempat menguat signifikan dan menembus level psikologis 8.300 pada sesi pertama, Indeks Harga Saham Gabungan tiba-tiba berbalik arah dan ditutup merosot 0,4% ke level 8.241,91.
Pelemahan ini diduga kuat terjadi karena adanya aksi ambil keuntungan (profit taking) oleh investor. Aksi ini wajar terjadi mengingat Indeks Harga Saham Gabungan baru saja berhasil mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa (ATH) pada perdagangan awal pekan.
Saham ‘Big Caps’ Jadi Pemberat IHSG?
Nilai transaksi bursa hari ini tergolong ramai, mencapai Rp 19,16 triliun. Namun, mayoritas saham ditutup melemah, dengan 439 saham turun dan hanya 207 saham yang naik. Pelemahan indeks hari ini dipimpin oleh saham-saham berkapitalisasi besar.
Saham BBRI tercatat turun 1,73% dan saham Barito Pacific (BRPT) ambruk 4,63%, menjadi dua pemberat utama kinerja Indeks Harga Saham Gabungan. Saham konglomerat lain seperti RISE, BRMS, TPIA, dan AMMN juga terpantau menekan indeks.
TLKM Menahan Penurunan, IHSG Asia Melemah
Di tengah tekanan jual, saham Telkom Indonesia (TLKM) menjadi penahan utama IHSG agar tidak jatuh lebih dalam. Saham TLKM tercatat naik 4,48% dengan kontribusi 17,18 poin ke indeks.
Pelemahan IHSG ini sejalan dengan pergerakan pasar Asia-Pasifik yang mayoritas bergerak melemah. Investor di kawasan regional bersikap hati-hati menjelang keputusan suku bunga bank sentral Australia (RBA) dan mencermati pergerakan Wall Street yang ditutup bervariasi semalam.**











