PenaKu.ID – Aset kripto Pi Network (PI) diperdagangkan pada kisaran Rp7.550 per koin di Indonesia hari ini. Berdasarkan data CoinGecko dan kurs tengah, harga tersebut setara dengan sekitar USD 0,4557, mencatat penurunan tipis sekitar 0,02 persen dalam 24 jam terakhir.
Koreksi ini tergolong ringan, namun tekanan jual terhadap PI meningkat secara global. Hal ini dipicu oleh rencana pembukaan (unlock) sekitar 270 juta token PI sepanjang Juli 2025. Lonjakan pasokan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor mengenai potensi penurunan harga lebih lanjut akibat distribusi dari pemegang awal dan pionir jaringan.
Menurut CoinGecko, harga tertinggi intraday Pi Network tercatat di USD 0,46785, sementara harga terendahnya berada di USD 0,45274. Di pasar lokal, nilai tukar terhadap Rupiah relatif stabil, tetapi tetap sensitif terhadap dinamika global dan tingkat adopsi di komunitas kripto Indonesia.
Pi Network Berhasil Menyedot Perhatian
Sejak diluncurkan secara publik, Pi Network berhasil menarik perhatian pengguna global, termasuk dari Indonesia, berkat pendekatannya yang mudah diakses dan sistem penambangan berbasis aplikasi. Namun, hingga saat ini, Pi belum secara resmi terdaftar di bursa utama seperti Binance atau Coinbase.
Pengamat kripto lokal memproyeksikan bahwa harga Pi akan tetap fluktuatif dalam waktu dekat, terutama hingga mekanisme open mainnet dan proses listing di bursa besar benar-benar terealisasi.
“Selama belum ada listing resmi di bursa besar, harga Pi sangat bergantung pada spekulasi dan platform perdagangan peer-to-peer. Investor perlu berhati-hati dan memahami risiko yang ada,” ujar Andre Wijaya, analis kripto independen di Jakarta.
Dengan harga yang masih bertahan di kisaran Rp7.550, Pi Network menunjukkan ketahanan di tengah tekanan pasar. Namun, dengan proses unlock token yang berlangsung, investor disarankan tetap waspada terhadap potensi volatilitas dalam beberapa pekan ke depan.**