PenaKu.ID – Ketegangan antara Thailand dan Kamboja memasuki babak baru setelah Kementerian Luar Negeri Thailand mengumumkan persetujuan prinsip untuk gencatan senjata.
Pernyataan resmi yang diunggah di akun media sosial X pada Sabtu (27/7) menyatakan bahwa Bangkok siap memulai dialog bilateral demi menghentikan pertempuran yang menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi.
Berikut ini berita yang sedikit mengulas harapan perdamaian di Perbatasan Thailand dan Kamboja.
Upaya Gencatan Senjata Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja
Langkah ini mengikuti pembicaraan telepon antara Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai serta pemimpin Kamboja Hun Manet.
Trump menyebut kedua pihak sepakat bertemu segera untuk merumuskan mekanisme gencatan senjata.
Thailand menegaskan akan memantau niat tulus Kamboja sebelum menyetujui jadwal resmi pertemuan.
Dampak Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja
Pertempuran mematikan yang berlangsung sejak 24 Juli 2025 telah merenggut 33 nyawa—20 di Thailand (14 warga sipil, 6 militer) dan 13 di Kamboja (8 warga sipil, 5 tentara).
Lebih dari 150.000 orang mengungsi dari desa-desa sekitar Provinsi Ubon Ratchathani dan Preah Vihear. Seorang lansia pengungsi, Samlee Sornchai (76), menggambarkan situasi sebagai “seperti lari dari zona perang” saat berlindung di kuil lokal.
Meskipun kesepakatan ini menjanjikan jeda tembakan, tantangan terbesar terletak pada implementasi di lapangan. Kedua pihak harus menahan diri dari provokasi dan mempercayakan keamanan pada pasukan penjaga perdamaian jika diperlukan.
Keberhasilan gencatan senjata akan sangat bergantung pada kesiapan kedua negara menahan eskalasi serta dukungan masyarakat internasional.**