PenaRagam
Trending

Garda BMI Jawa Barat Gelar Rapat Koordinasi

Garda BMI Kupas Edukasi dan Advokasi

PenaKu.ID – Pengurus Garda BMI Jawa Barat menggelar pertemuan Temu Kangen setelah lama stag akibat pandemi COVID-19. Pertemuan juga sekaligus diskusi dan saran pandang dari semua pengurus untuk memperuncing program-program kerja yang bakal dilakukan di akhir tahun 2021 di Kantor DPW PKB Jabar di Jalan KH Ahmad Dahlan No. 1B Kota Bandung Jawa Barat, Kamis (26/8/21).

Pengurus Garda BMI Jawa Barat juga membahas issu yang tengah berkembang di seputaran buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Dari masalah penempatan dan berbagai kasus yang dialami para tenaga kerja di luar negeri selama masa Pandemi COVID-19.

Ketua Garda BMI Jawa Barat Ali Nurdin mengatakan pertemuan ini merupakan silaturahmi yang sudah lama dinanti para Pengurus Garda BMI Jawa Barat yang dari beberapa bulan ke belakang belum dapat dilaksanakan.

Menurut Ali, pertemuan ini penting untuk kemajuan organisasi Garda BMI di tanah air khususnya di Wilayah Jawa Barat.

“Hari ini kita adakan petemuan dengan para Pengurus Garda BMI Jawa Barat dengan tujuan untuk mempererat kebersamaan dan kekompakan sesama pengurus dan anggota. Melepas kerinduan juga,” ujar Ali saat dikonfirmasi PenaKu.ID.

Kehadiran Garda BMI, kata Ali, ingin lebih dirasakan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat khusunya bagi calon Pekerja Migran Indonesia dan Purna TKI. Pihaknya bahkan menargetkan untuk membentuk lembaga-lembaga pelatihan khsusus (LPK) di setiap wilayah di Jawa Barat agar memiliki LPK.

“Kami nanti akan memberikan edukasi dan advokasi kepada calon pekerja ke luar negeri agar mereka di sana sudah siap segalanya. Baik dari sisi budaya, bahasa dan pekerjaan. Kita akan ajarkan,” terangnya.

Garda BMI Jawa Barat Soroti Kasus TKI

Karena, lanjut Ali, permasalahan yang selama ini kerap menimpa para TKI di luar negeri adalah kurangnya edukasi dini yang dimiliki para TKI di luar negeri. Hal ini sangat berdampak bagi kesejahteraan mereka di sana, ditambah maraknya pemberangkatan unprosedural (ilegal) yang cenderung pada tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Sejumlah kasus pun muncul dari mulai kabur dari majikan bahkan, jadi korban penyiksaan oleh sang majikan. Tak sedikit kata Ali, TKI di luar negeri khususnya di Negara Timur Tengah yang mendapatkan perlakuan kurang manusiawi.

“Hal ini menjadi perhatian kami. Untuk itulah dari awal kami akan memberikan pemahaman dan skill yang mumpuni kepada mereka yang akan berangkat kerja ke luar negeri,” ujarnya.

Selain calon pekerja migran, Ali juga memiliki program untuk para purna TKI yang pulang ke tanah air agar pendapatan mereka selama kerja di sana [luar negeri] bisa diterapkan untuk usaha dan berdaya.

“Kita buka koperasi, UKM (usaha kecil menengah) dan usaha-usaha yang lain sesuai kemampuan mereka,” ucap Ali.

Ali menegaskan pertemuan rapat koordinasi Pengurus Garda BMI Jawa Barat dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Jaga jarak, pakai masker dan meminimalisir peserta yang hadir.

Sementara itu salah satu pengurus GARDA BMI Jawa Barat, Irwansyah menambahkan permasalahan Pekerja Migran atau TKI memang muncul karena kurang pemahaman yang dimiliki calon tenaga kerja.

Ia mencontohkan kasus yang sudah terjadi dahulu di Jepang, banyak persolan yang ditemui menyagkut Pekerja Migran di sana. Paling banyak ditemui adalah persoalan tak memahami mengenai paspor mereka.

“Mereka banyak yang pindah paspor. Ini merupakan akar masalah mereka waktu itu,” kata Irwan yang juga sebagai kepala LPK Tenaga Keja Jepang dan Korea.

Namun, dikatakannya, saat ini persoalan tersebut sudah tak ditemui dan dianggap nol kasus.

Irwan berharap adanya program edukasi dan advokasi dari Garda BMI untuk para calon tenaga kerja luar negeri dapat membantu dan melindungi mereka kelak.

“Ini penting diberikan wawasan yang memadai kepada mereka agar mereka tau persis dari sebelum berangkat ke sana,” tandasnya.

Seperti diketahui, GARDA BMI adalah Gabunga Aliansi Rakyat Daerah untuk Buruh Migran Indonesia. Organisasi ini aktif membela dan mengurusi buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia yang mendapat permasalahan.

***

Related Articles

Back to top button