Internasional

Frankfurt Bangkit: Kota Tua yang Lahir Kembali dari Abu Perang

×

Frankfurt Bangkit: Kota Tua yang Lahir Kembali dari Abu Perang

Sebarkan artikel ini
Frankfurt Bangkit: Kota Tua yang Lahir Kembali dari Abu Perang
Frankfurt Bangkit: Kota Tua yang Lahir Kembali dari Abu Perang/ Ilustrasi (pixabay)

PenaKu.ID – Frankfurt menorehkan babak baru dalam perjalanan sejarahnya. Di tengah modernitas yang terus berkembang, kota ini berhasil menghidupkan kembali warisan masa lalu lewat proyek pemulihan besar-besaran yang menggabungkan romantisme sejarah dengan denyut kehidupan urban masa kini.

Di jantung Frankfurt, barisan bangunan bersejarah kini berdiri megah—menjadi saksi bisu perjalanan kota sejak masa Kekaisaran Romawi Suci, hingga masa pascakolonial dan Perang Dunia II yang pernah meluluhlantakkan sebagian besar wilayahnya.

Ikon Kota Frankfurt yang Tak Lekang Zaman: Römer

Di Alun-alun Römerberg, berdiri kompleks bangunan Römer yang telah menjadi pusat kehidupan sipil Frankfurt selama lebih dari enam abad. Gedung ini dibeli oleh Dewan Kota pada 1405 dan sejak itu berfungsi sebagai balai kota hingga kini.

Namun Römer bukan sekadar kantor pemerintahan. Di dalamnya terdapat Kaisersaal, aula megah yang menampilkan potret 52 kaisar dan raja Jerman-Romawi, merekam perjalanan kekuasaan sejak abad ke-12 hingga 1800-an.

Bangunan ini sempat hancur akibat serangan udara pada Perang Dunia II. Proses rekonstruksi dimulai segera setelah perang berakhir dan kembali digunakan pada 1955. Fasad khas dengan tiga atap runcingnya dipulihkan secara penuh pada 1975 dan direnovasi lagi pada 2004. Kini, Römer tetap menjadi simbol kebanggaan Frankfurt sekaligus magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan atmosfer “Frankfurt lama”.

Katedral Penobatan: Kaiserdom St. Bartholomäus

Tak jauh dari Römer, berdiri Kaiserdom St. Bartholomäus, katedral yang selama berabad-abad menjadi lokasi penobatan para kaisar Kekaisaran Romawi Suci hingga abad ke-19. Dengan menara setinggi sekitar 95 meter yang menjulang di tengah kota, bangunan ini menjadi penanda visual yang tak mungkin terlewat.

Meski mengalami kerusakan parah akibat perang, katedral ini telah dipugar sepenuhnya dan kini dibuka untuk publik. Pengunjung dapat menaiki menara untuk menikmati panorama Frankfurt dari ketinggian, sembari membayangkan kejayaan masa silam yang kembali hidup di setiap bata dan batu.

Menghidupkan Kembali Kota Lama: Dom-Römer Quarter

Salah satu proyek paling ambisius Frankfurt adalah kebangkitan Dom-Römer Quarter, kawasan bersejarah yang menghubungkan katedral dengan Römerberg. Proyek yang dimulai pada 2012 ini rampung antara 2017–2018 dan menjadi simbol “kota tua baru” atau Neue Altstadt.

Di atas lahan seluas sekitar 7.000 meter persegi, berdiri 35 bangunan—15 di antaranya hasil rekonstruksi akurat berdasarkan arsitektur asli, sementara sisanya merupakan bangunan baru yang dirancang dengan gaya tradisional agar tetap harmonis dengan karakter kawasan lama.

Kini, pengunjung dapat menyusuri lorong sempit, melintasi fasad kayu bergaya abad pertengahan, dan berjalan di jalanan berbatu yang pernah hancur total akibat serangan udara tahun 1944. Upaya besar ini bahkan meraih penghargaan “Best Urban Regeneration Project” dalam ajang MIPIM Awards 2019.

Warisan yang Dihidupkan, Bukan Diawetkan

Bagi Frankfurt, rekonstruksi ini bukan hanya soal membangun ulang bangunan tua, melainkan menghidupkan kembali narasi sejarah kota. Proyek-proyek seperti Römer dan Dom-Römer menjadi ruang publik yang menjembatani masa lalu dan masa kini—tempat warga dan wisatawan merasakan denyut sejarah di tengah kota modern.

Kawasan ini juga dirancang inklusif: jalur utama menggunakan batu basalt datar dengan panduan taktil bagi penyandang disabilitas, memastikan semua orang dapat menikmati pesonanya.

Namun, tak semua pihak sepakat. Sejumlah pengamat menilai kawasan Dom-Römer terasa seperti “set film” karena tampil terlalu rapi dibandingkan kota tua yang tumbuh alami selama berabad-abad. Meski begitu, banyak yang menganggap proyek ini sebagai salah satu kisah sukses pemulihan pascaperang—sebuah rekonsiliasi antara kehancuran dan harapan baru.

Frankfurt Menjaga Masa Lalu, Menyongsong Masa Depan

Frankfurt memilih untuk tidak membiarkan sejarahnya beku di balik kaca museum. Kota ini justru menjadikannya bagian hidup dari masa kini. Dari Balai Kota Römer, Katedral Kaiserdom, hingga distrik Dom-Römer yang kembali berdiri, semuanya menyampaikan pesan yang sama: sejarah bukan sekadar kenangan, tetapi fondasi yang menghidupkan masa depan.**

~source: frankfurt.de, aviewoncities.com, domroemer.de, dreso.com