Peristiwa

Fenomena Bola Api Cirebon Dipastikan Meteor? Ini Beda Meteoroid dan Meteorit

×

Fenomena Bola Api Cirebon Dipastikan Meteor? Ini Beda Meteoroid dan Meteorit

Sebarkan artikel ini
Fenomena Bola Api Cirebon Dipastikan Meteor, Ini Beda Meteoroid dan Meteorit
Fenomena Bola Api Cirebon Dipastikan Meteor, Ini Beda Meteoroid dan Meteorit/(pixabay)

PenaKu.ID – Fenomena penampakan bola api yang melintas di langit Cirebon pada Oktober 2025 lalu akhirnya terjawab. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengonfirmasi bahwa objek bercahaya tersebut adalah meteor. Peristiwa ini mengingatkan kembali pada istilah-istilah benda langit yang sering tertukar di masyarakat, yakni meteoroid, meteor, dan meteorit.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menjelaskan bahwa ketiga istilah tersebut merujuk pada objek yang sama dalam fase yang berbeda. Memahaminya membantu kita mengidentifikasi fenomena langit secara tepat. Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, juga telah menganalisis data dan tangkapan gambar, menyimpulkan objek tersebut adalah meteor cukup besar yang melintas dari arah barat daya.

Penjelasan Tiga Istilah Antariksa soal Bola Api

Menurut NASA, Meteoroid adalah istilah untuk bebatuan atau serpihan yang masih melayang di luar angkasa. Ukurannya bervariasi, dari sebutir debu hingga asteroid kecil, dan bisa berasal dari pecahan komet atau planet.

Kemudian, ketika meteoroid itu tertarik gravitasi Bumi dan memasuki atmosfer, ia disebut Meteor. Akibat gesekan dengan atmosfer dalam kecepatan super tinggi, meteoroid terbakar dan menghasilkan jejak cahaya terang. Inilah yang awam sebut sebagai “bintang jatuh”. Jika ukurannya cukup besar dan cahayanya sangat terang (lebih terang dari Venus), ia disebut “bola api” (fireball), seperti yang terlihat di Cirebon.

Sisa Bola Api yang Jatuh ke Bumi

Terakhir, jika meteor tersebut tidak terbakar habis di atmosfer dan pecahannya berhasil bertahan hingga menyentuh permukaan Bumi, sisa batuan itulah yang dinamakan Meteorit. Ilmuwan memperkirakan hanya sekitar 5% dari volume meteoroid awal yang selamat sampai ke permukaan.

Fenomena lain yang terkait adalah “hujan meteor”, seperti Perseid, yang terjadi ketika Bumi melintasi jalur puing-puing sisa komet, sehingga bisa diprediksi secara akurat.**