PenaKu.ID – Laporan mengenai penggerebekan imigran yang terjadi di Amerika Serikat telah menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat berdarah Latin, yang berujung pada menurunnya aktivitas di ruang publik. Dampak langsung dari ketakutan ini adalah sepinya toko-toko fisik yang dikelola maupun dilanggani oleh komunitas tersebut.
Pemilik toko, seperti Rosa Ludena di Newark, mengeluhkan penurunan penjualan yang signifikan, membuat mereka cemas akan kemampuan membayar biaya operasional seperti sewa. Kekhawatiran ini mencerminkan bagaimana penegakan kebijakan imigrasi dapat memiliki efek domino yang meluas hingga ke sektor ekonomi lokal.
Dampak Ekonomi pada UMKM Lokal Imigran AS
Penurunan daya beli dan kehadiran pelanggan di toko fisik sangat memukul para pengusaha skala kecil dan menengah (UMKM). Contohnya, Oliver de la Garza dari Proyecto Azteca menyebut bahwa pasar loak di Alamo merosot drastis setelah penggerebekan, dengan separuh pedagang memilih untuk tidak berjualan.
Tidak hanya UMKM, perusahaan besar seperti Heineken juga merasakan tekanan, terutama pada merek yang populer di kalangan pelanggan Hispanik. Situasi ini menunjukkan adanya korelasi antara isu imigrasi dan stabilitas ekonomi di wilayah dengan populasi imigran yang tinggi.
Tantangan Baru: Berpindah ke Ranah Belanja Online Dampak Imigran AS
Fenomena ini mendorong banyak penduduk Amerika-Spanyol untuk beralih ke pembelian secara online, sebuah langkah yang dinilai wajar mengingat kekhawatiran atas penegakan kebijakan imigrasi. Namun, peralihan ini menciptakan tantangan baru bagi pengusaha kecil.
Menurut Mark Mathews dari National Retail Federation, meskipun pembelian online meningkat, UMKM kesulitan bersaing dengan raksasa seperti Walmart yang memiliki harga dan kehadiran digital yang jauh lebih kuat. Juru bicara Gedung Putih menyatakan fokus pada upaya anti-kejahatan untuk menjadikan komunitas Amerika lebih aman, namun disisi lain, perubahan perilaku konsumen ini menjadi tantangan besar bagi bisnis kecil.**












