Peristiwa

Diduga Depresi, Warga Bojongpicung Cianjur Gantung Diri

×

Diduga Depresi, Warga Bojongpicung Cianjur Gantung Diri

Sebarkan artikel ini
Diduga Depresi, Warga Bojongpicung Cianjur Gantung Diri
Aparat tengah melakukan evakuasi jasad korban

PenaKu.ID – Seorang pria berinisial AG (37), warga Kampung Pasircinde, Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ditemukan tewas diduga akibat gantung diri di pohon albasia yang berada di kebun milik warga lain, tak jauh dari kediamannya, pada Jumat (25/04/2025).

Informasi yang dihimpun menyebutkan, jasad AG pertama kali ditemukan oleh seorang warga sekitar pukul 08.00 WIB saat hendak pergi ke kebun. Sontak, warga tersebut kaget dan langsung membatalkan niatnya pergi berkebun. Ia kemudian segera melapor kepada Ketua RT/RW serta tokoh masyarakat setempat.

Penemuan jasad AG menghebohkan warga sekitar. Sejumlah warga berdatangan ke lokasi untuk melihat langsung kejadian tersebut.

Ketua RT/RW kemudian melaporkan peristiwa itu kepada Pemerintah Desa Jatisari. Tak lama berselang, Camat Bojongpicung beserta Kasi Trantib, jajaran Polsek dan Danramil Bojongpicung, yang didampingi Kepala Desa Jatisari, bhabinkamtibmas, dan babinsa, tiba di lokasi kejadian.

Kepala Desa Jatisari, Asep Prasida, membenarkan bahwa pihaknya menerima laporan dari Ketua RT/RW dan tokoh masyarakat mengenai insiden tersebut. Setelah memastikan kebenaran informasi, pihak desa langsung melaporkannya kepada Forkopimcam Bojongpicung.

Kenapa Korban Nekat Gantung Diri?

Menurut keterangan dari keluarga dan tetangga korban, AG diduga mengalami depresi yang kambuh dalam beberapa waktu terakhir. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab dirinya nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Setelah jasad AG diturunkan dari pohon, dilakukan pemeriksaan secara luar oleh tim medis dari Polres Cianjur dan dr. Tita dari Puskesmas Cikondang, yang disaksikan oleh pihak kepolisian.

“Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga dan tetangga, korban belakangan ini terlihat mengalami depresi. Diduga, gangguan kejiwaannya kambuh sehingga ia melakukan aksi tersebut,” ujar Asep.

Ia menambahkan, hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan dari pihak lain. Kondisi jenazah menunjukkan ciri khas korban gantung diri, seperti lidah menjulur, anus ke luar, dan ke luarnya cairan dari alat vital.

Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi di RSUD Cianjur dan menerima kejadian ini sebagai takdir dari Tuhan Yang Maha Esa.

“Hasil pemeriksaan medis yang disaksikan oleh aparat kepolisian dan TNI menyimpulkan bahwa ini murni kasus gantung diri. Keluarga juga menolak autopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah,” pungkas Asep. **