Internasional

Deklarasi Bersejarah di PBB: 17 Negara Arab Mendesak Hamas Serahkan Senjata

×

Deklarasi Bersejarah di PBB: 17 Negara Arab Mendesak Hamas Serahkan Senjata

Sebarkan artikel ini
Deklarasi Bersejarah di PBB: 17 Negara Arab Mendesak Hamas Serahkan Senjata
Deklarasi Bersejarah di PBB: 17 Negara Arab Mendesak Hamas Serahkan Senjata/(pixabay)

PenaKu.ID – Sejumlah negara Arab—termasuk Qatar, Arab Saudi, dan Mesir—secara resmi mengutuk tindakan kekerasan Hamas dan menyerukan kelompok itu mengakhiri kekuasaannya di Gaza.

Dalam konferensi PBB di New York, delegasi dari 17 negara bersama-sama menandatangani deklarasi yang menegaskan perlunya Hamas menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina untuk membuka jalan bagi solusi politik.

Promo
Body Rafting

Paket Body Rafting Pangandaran

Serunya petualangan body rafting dengan harga mulai Rp 70.000. Mau!

pangandaranholidays.com

Pesan Sekarang

Pernyataan ini sekaligus menjadi kecaman pertama kalinya negara-negara Arab tampil terbuka melawan Hamas.

Respons Tegas Terhadap Hamas

Deklarasi tersebut menyoroti serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang, mayoritas warga sipil Israel, dan menyandera sekitar 250 korban—dengan 50 orang masih ditahan hingga kini.

Para penandatangan menegaskan, “Dalam konteks mengakhiri perang di Gaza, Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina.”

Pernyataan ini juga mengkritik operasi militer Israel yang dinilai memperburuk krisis kemanusiaan, di mana lebih dari 60.000 warga Palestina tewas menurut otoritas kesehatan setempat, tanpa membedakan antara kombatan dan sipil.

Strategi Perdamaian Hamas

Selain menuntut penyerahan senjata, deklarasi New York memaparkan rencana jangka panjang: membentuk negara Palestina merdeka, demokratis, dan didemiliterisasi yang hidup berdampingan secara damai dengan Israel.

Rencana ini mencakup pembebasan semua sandera, penghentian pendudukan, dan penolakan segala bentuk kekerasan serta teror.

Jean-Noel Barrot, Menteri Luar Negeri Prancis, menilai deklarasi ini sebagai langkah bersejarah, sementara beberapa pihak seperti Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, dan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyuarakan kritik terkait dampak politik dan waktu penyelenggaraan konferensi.

Konferensi yang dijadwalkan dua hari diperpanjang menjadi Rabu karena pernyataan dari sekitar 50 negara belum disampaikan sepenuhnya.**