Tutup
PenaRagam

Covid-19 Belum Berpengaruh Terhadap Objek Wisata Di Jabar

×

Covid-19 Belum Berpengaruh Terhadap Objek Wisata Di Jabar

Sebarkan artikel ini
IMG 20200317 WA0086
IMG 20200317 WA0086
Ilustrasi objek wisata. Foto ( pm/reporter penaku.id )

PenaKu.ID – Kawasan objek wisata milik pemerintah maupun swasta di Jawa Barat masih berjalan seperti biasa. Tidak ada penutupan, namun dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 pihak pengelola destinasi melakukan treatment kepada pengunjung.

“Kami buka seperti biasa. Sementara ini belum ada instruksi untuk melakukan penutupan. Hanya saja, sesuai dengan prosedur yang dianjurkan pemerintah, kami sudah menyiapkan fasilitas pendukung kesehatan seperti hand sanitizer,” kata Reni Sureni, Marketing Executive Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Ecotourism Perum Perhutani Devisi Regional Jawa Barat dan Banten kepada Penaku.id ,Selasa (17/3/2020).

Ditambahkan Reni, pihaknya juga sudah membuat tempat-tempat baru untuk cuci tangan bagi pengunjung. Termasuk menyediakan sabun agar pengunjung lebih higienis.

“Malah, dalam waktu dekat ini kita akan persiapkan alat untuk pendeteksi suhu badan. Artinya, kami sudah mengupayakan senyaman mungkin bagi masyarakat yang ingin berwisata disini,” tandasnya.

KBM Ecotourism Perum Perhutani Devisi Regional Jawa Barat dan Banten selama ini mengelola beberapa kawasan objek wisata dibagi empat cluster diantaranya, objek Cilember di Bogor, Cikole Jaya Giri Resort (Lembang),Galunggung di Tasikmalaya dan Ciwidey (kawah putih) di Kabupaten Bandung.

Taman Karaha Bodas di Tasikmalaya merupakan miniatur Tangkuban Perahu yang dikelola KMB Ecotourism. Disini terdapat kawahnya yang eksentrik. Pengunjung akan dimanjakan dengan panorama dan keindahannya yang mempesona.

Hal senada juga dikemukakan Direktur Utama PT Graha Rani Putra Persada (GRPP),Putra Kaban bahwa untuk kawasan objek wisata Tangkuban Parahu tetap beraktivitas seperti biasa.

“Masih buka. Apa yang diinstruksikan menteri dan dirjen sudah kita lakukan yakni menyiapkan fasilitas kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan sabun, hand sanitizer dan yang lainnya,” kata Kaban.

Sementara itu Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Use Juhaya mengemukakan mesti beberapa kawasan wisata di Ciwidey,Soreang masih berjalan normal namun belum mampu mendongkrak okupansi hotel.

“Seperti objek wisata kawasan Rancabali tetap buka,tetapi tidak ada pengunjung. Kondisi ini juga sangat berpengaruh kepada industri perhotelan dan restoran. Bahkan sebagian restoran ada yang memutuskan tutup selama 2 pekan ke depan,” katanya.

Sebelumnya, pada Senin (16/3/2020) Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dihadapan para awak media menganggap belum penting melakukan penerapan lockdown. Menurutnya, ada perbedaan signifikan ihwal perkembangan kasus virus corona di Jawa Barat dan Jakarta.

Menurut pria yang akrab disapa Emil itu, untuk mengambil kebijakan lockdown di Jabar harus dengan parameter yang jelas.

Jika berkaca pada jumlah positif di Jabar per hari ini sebanyak 10 orang, posisinya tersebar di beberapa daerah.

“Berbeda kalau (dibandingkan) Jakarta. Di sana mayoritas jumlahnya banyak sedangkan areanya kecil. Maka pertanyaan itu lebih relevan untuk Jakarta, kalau di Jabar masih aman terkendali,” ucap Emil di Gedung Sate, Bandung, kemarin.

Selain itu, Emil juga menyatakan bahwa kebijakan lockdown hanya bisa dilakukan pemerintah pusat. Pemerintah daerah tidak boleh melakukan itu sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo.

“Itu terlalu kompleks menurut saya. Lockdown itu kewenangan di pemerintah pusat, kita akan mengikuti tidak mendahului, akan kita konsultasikan,” tuturnya.

Emil mengatakan yang paling penting dilakukan saat ini proaktif melakukan tes. Pihaknya sedang memprioritaskan tes untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

“Dari 27 daerah ini dan secara statistik makin mendekati Jakarta. Maka kita akan berikan bantuan ke daerah terbanyak ODP seperti Kota Depok,” ucapnya.

Terkait rencana penutupan objek wisata di Jawa Barat, hingga berita dini diturunkan pukul 13.02 Pemvrop Jawa Barat secara resmi belum mengeluarkan Surat Edaran Penutupan Objek Wisata.

“Kami belum menerima Surat Edaran Penutupan Objek Wisata di Jawa Barat. Kalau memang sudah keluar, secepatnya disampaian ya,” kata Direktur Keuangan dan SDM PT. Jasa dan Kepariwisataan Jabar (Perseroda) Shobirin Faturahman Hamid.

( pm )