PenaKu.ID – Bagi sebagian orang, alergen dari kucing—bukan hanya bulunya, melainkan juga protein Fel d 1 pada air liur dan kulit mati—dapat memicu reaksi alergi serius.
Mulai dari bersin, hidung tersumbat, hingga asma berat.
Alergi bulu kucing memerlukan penanganan tuntas agar aktivitas harian tidak terganggu.
Penyebab dan Gejala Alergi Bulu Kucing
Saat tubuh mengenali alergen sebagai ancaman, sel mast melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan.
Gejala Umum
Hidung meler atau tersumbat
Mata merah, gatal, berair
Kulit kemerahan atau gatal di area bersentuhan
Sesak napas pada penderita asma
Langkah Pencegahan dan Pengobatan Alergi Bulu Kucing
Kebersihan Lingkungan
Vakum karpet dan sofa minimal seminggu sekali
Cuci sprei, selimut, dan sarung bantal suhu panas
Pasang HEPA filter di ruang keluarga
Perawatan Medis
Antihistamin oral untuk meredam reaksi
Semprotan hidung kortikosteroid untuk mengurangi peradangan mukosa
Imunoterapi alergi (terapi suntik) dalam kasus berat
Manajemen Hewan Peliharaan
Mandikan kucing secara rutin dengan shampo hypoallergenic
Batasi area tidur kucing, hindari kamar tidur
Ajak kucing bermain di luar rumah jika memungkinkan
Dengan kombinasi kebersihan lingkungan, perawatan medis, dan pengaturan interaksi.
Alergi bulu kucing dapat dikendalikan sehingga Anda tetap dapat memelihara kucing tanpa mengorbankan kesehatan.**