Kab. Cianjur, LabakiNews.id –
Masalah dunia pertanian semakin kompleks. Selain terus menyusutnya lahan pertanian, para petani di Cianjur mengaku kesulitan mencari buruh tani, karena jumlah mereka semakin berkurang.
“Setiap memasuki musim tanam padi para petani pemilik lahan semakin sulit mencari buruh tani, karena mereka semakin berkurang. Sehingga mempengaruhi waktu tanam,” kata Sulaeman atau sering disapa bapak Ule, poktan Unggul Sejahtera,Desa Hegarmanah Kecamatan Bojongpicung, Minggu (28/04).
Ia menuturkan, rendahnya minat menjadi buruh tani di Cianjur akibat generasi muda banyak yang memilih menjadi buruh pabrik dan merantau ke Jakarta, Bandung bahkan menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Menurut dia sebelumnya mencari 100 buruh tani untuk tanam dua hektare sawah cukup mudah. Kini mendapatkan 30 buruh sudah beruntung akibat jumlah mereka semakin berkurang.
Rendahnya upah buruh tani, kata dia, memicu mereka untuk mencari penghasilan lain. Dampaknya pemilik lahan kesulitan mencari buruh harian lepas tersebut.
“Petani berharap teknologi mampu mengurangi tetergantungan pada buruh tani, sehingga tidak mempengaruhi musim tanam padi,” Ungkapnya.
Sementara itu ketua Rw 03 Desa Hegarmanah, Ajat salah seorang bakal calon kades mengatakan, semakin sulit mencari buruh tani, karena sebagian generasi muda memilih bekerja di sektor lain seperti buruh bangunan dan buruh pabrik bahkan hingga menjadi TKI.
“Iya mencari buruh tani yang usia produktif sudah semakin sulit. Harapannya, pemerintah menyediakan teknologi tani yang bisa mengurangi ketergantungan pada buruh tani,” Ungkapnya.
Namun dirinya masih bersyukur atas adanya masyarakatnya saat ini mulai bisa beralih dari mayoritas petani, bahkan banyak yang menjadi tenaga kerja keluar negeri.
“Memang bisa berdampak dengan tidak adanya penerus dalam sektor pertanian. Tetapi saat ini setiap panen sudah mulai ada yang dibantu dengan mesin, sehingga tenaga manusia tidak banyak dibutuhkan,”katanya
(Decky)