PenaPendidikan
Trending

Buku Sekolah ke SMPN 2 Kutawaringin

Program Buku Sekolah Dongkrak Kualitas Pendidikan di Kabupaten Bandung

PenaKu.IDBuku Sekolah atau Bupati Kunjungan ke Sekolah kembali menggelar giatnya dengan menyambang SMPN 2 Kutawaringin Desa Buninagara Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Selasa (13/9/22).

Buku Sekolah yang merupakan rangkaian Program Bunga Desa tersebut dilakukan Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk memastikan programnya benar-benar bisa dipahami oleh anak-anak sekolah, para guru serta guru ngaji (ustaz/ustazah) di sekolah.

Sasaran program Buku Sekolah di antaranya berkaitan dengan tiga kebijakan Bupati Bandung (muatan lokal) dalam bidang pendidikan. Yaitu, Pendidikan Pancasila dan UUD 1945, Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda, belajar mengaji dan menghafal Alquran.

Dalam Buku Sekolah tersebut, Bupati Bandung berkomunikasi akrab dengan para siswa, kepala sekolah, guru honorer dan berkomunikasi dengan para ustaz, ustazah yang menjadi guru ngaji di SMPN 2 Kutawaringin.

Dalam diskusinya, Kang DS panggilan akrab Dadang Supriatna meminta siswa kelas 6 SD untuk menyebutkan tiga muatan lokal di sekolahnya. Selain itu, pertanyaan yang sama disampaikan kepada kelas 9 SMPN 2 Kutawaringin. Pada umumnya, para siswa yang dites Bupati mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.

Dalam kesempatan itu pula, Kang DS menyempatkan diri dalam program Buku menyosialisasikan program pemberian insentif guru ngaji.

“Kabupaten Bandung membutuhkan pembentukan karakter akhlak dan moral anak-anak. Makanya kita menggulirkan program guru ngaji di sekolah, dengan gurunya adalah para ustaz/ustazahnya di sekolah,” kata Kang DS.

Kang DS juga telah meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk mendata sekolah mana yang sudah memiliki guru ngaji maupun yang belum.

“Di saat sekolah itu belum ada ustaz/ustazah, jadi nantinya ustaz/ustazah yang sudah ada bisa mengajar di sekolah yang masih belum ada guru ngajinya,” harapnya.

Bupati Bandung mengatakan, bahwa pihaknya mendapatkan informasi di lapangan, kelas 5-8 yang belum hafal Pancasila, selain membaca Alquran dan bacaan shalat.

“Dengan tiga muatan itu bisa membentuk anak-anak berakhlak dan berkarakter,” katanya

Ia pun mengajak kepada sejumlah pihak untuk memuliakan para ulama. Bupati mengajak anak-anak untuk hormat kepada orang tua, selain memahami kandungan isi Alquran.

“Jangan sampai ada anak memarahi orang tua, apalagi berbuat sesuatu yang tak diharapkan kepada orang tuanya,” katanya.

Ia mengatakan, anggaran untuk mengembangkan muatan lokal adalah sebesar Rp 109 miliar per tahun. “Anggaran ini terbesar di Indonesia. Saya menitipkan kepada para ustad/ustadzah untuk mendidik anak-anak,” katanya.

Kang DS mengatakan, uang insentif untuk para guru ngaji ditransfer langsung ke rekening ustaz/ustazah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Ada 17.000 guru ngaji yang menjadi perhatian Pemkab Bandung,” katanya.

Program Buku Sekolah Dongkrak Kualitas Pendidikan

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Ruli Hadiana mengatakan, program Bupati Bandung dalam melaksanakan Buku Sekolah ini dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Ruli pun turut menjelaskan tiga kebijakan Bupati Bandung terkait muatan lokal tersebut, yakni Pendidikan Pancasila dan UUD 45, Pendidikan bahasa dan budaya Sunda, dan belajar mengaji dan menghafal Alquran.

“Tiga muatan lokal itu adalah untuk peningkatan karakter anak didik,” katanya.

Ruli Hadiana pun menyosialisasikan kepada pihak sekolah, mulai dari para guru dan siswa untuk mengucapkan Pancasila pada setiap hari sebelum belajar di dalam kelas.

“Setelah menghafal Alquran, diimplementasikan di lapangan,” katanya.

Ia juga berharap kepada orang Sunda untuk hade tata, someah. Dengan muatan lokal tersebut diharapkan para siswa bisa membaca dan menghafal Alquran.

“Dengan menerapkan muatan lokal itu, apa yang dikhawatirkan Pak Bupati ada siswa berkelahi, tak sopan kepada orang tua, apalagi sampai berbuat kriminal terhadap orang tuanya, benar-benar tidak terjadi. Yang jelas Bupati hadir dalam program Buku Sekolah ini, untuk melakukan evaluasi dan monitoring di sekolah,” katanya.

***

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button