PenaKu.ID – Base Transceiver Station atau BTS Telkomsel yang berdiri di area Hotel Club House di Desa Tamansari Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat masih dikeluhkan warga sekitar dengan masih buruknya konektivitas jaringan internet tersebut. Temasuk jaringan telepon biasa pun masih sering mengalami eror dan down.
Hal ini tentunya berdampak pada efektifitas kegiatan usaha warga yang menggunakan sistem daring atau dalam jaringan. Seperti halnya penjualan online dan sejumlah jasa usaha online lainnya.
Terkait keluhan BTS Telkomsel yang disampaiakan mayarakat di Desa tersebut khususnya di wilayah Pinaggading dan sekitarnya, reporter PenaKu.ID mencoba menyambungkan koneksi data internet ke tower jaringan yang ada di Desa tersebut. Memang pada awalnya di layar smartphone muncul tanda jaringan telkomsel dengan jenis layanan 4G. Koneksi data internet pun berjalan lancar namun dengan pending beberapa saat terlebih dahulu ketika melakukan pengiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp. Hal tersebut juga terjadi pada saat browsing internet baik menggunakan mozila maupun layanan google chrome.
Seperti diketahui, BTS Telkomsel di Desa Tamansari tersebut kurang lebih sudah dipasang dan beroperasi sejak sembilan bulan silam. Dengan kondisi yang memang belum seutuhnya dirasakan stabil.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Tamansari di Kampung Pinaggading, Suhendi (53), mengatakan jaringan data internet dari BTS Telkomsel yang dipasang provider belum berjalan normal layaknya jaringan-jaringan yang ada di tempat lain, terutama seperti di daerah perkotaan.
“Memang jaringan data internet maupun jaringan telepon tersambung, dan itu sewaktu-waktu berjalan. Namun kalau bicara stabil atau normal ini masih sangat jauh karena masih sering eror dan mengalami buffering ketika menggunakan berbagai aplikasi. Misalnya youtube, WhatsApp dan yang lainnya,” ujar Oken sapaan akrab Suhendi saat dikonfirmasi PenaKu, Rabu (15/06/22).
Padahal, lanjut Oken, dirinya bergantung pada layanan BTS Telkomsel internet tersebut karena memiliki bisnis online yang tengah dijajakinya. Bila persoalan seperti ini tak ada perhatiannya baik dari pemerintah daerah setempat atau pengusaha provider telkomsel, apalah artinya Desa Digital kalau hanya cuma paradigma yang tak sesuai dengan realita dan diharapkan masyarkat.
Meski, sambung Oken, Desa Tamansari bukan merupakan daerah perkotaan. Namun, masyarakat di Desa Tamansari juga harus merasakan era digitalisasi dan keadilan. Agar ketimpangan sosial di Kabupaten Sukabumi dapat berkurang.
“Hal ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah setempat utamanya Dinas Komunikasi, Informatika dan Persadian Kabupaten Sukabumi karena saya kira ranahnya di sini,” terang Oken.
BTS Telkomsel di Desa Tamansari Mohon Diperbaiki
Terpisah, Edem Bastian (57), masih warga Pinaggading menyebutkan persoalan jaringan internet hari ini menjadi bagian yang penting bagi warga dan tak terpisahkan. Selain untuk mengembangakan usaha melalui penjualan online, juga tentunya kebutuhan internet ini sangat dibutuhkan oleh para siswa-siswi sekolah di saat menjalani pembelajaran jarak jauh seperti saat pandemi melanda dua tahun silam. Bahkan, ia memperkirakan pengembangan pembelajaran dalam jaringan (daring) bagi pelajar ini akan terus dikembangakan kementerian pendidikan untuk menciptakan generasi yang smart dan melek IoT (internet of think).
“Kita lihat ketika dulu para siswa belajar di rumah saat adanya pandemi COVID-19, para guru di SDN Pinaggading sampai-sampai menyambangi rumah-rumah siswa karena terkendala akses internet tersebut,” ucap Edem.
Edem berharap kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan memiliki tanggung jawab mengenai permasalahan BTS Telkomsel tersebut agar dapat segera membenahinya sebelum gejolak di masyarakat mencuat ke permukaan.
“Kami masyarakat Pinaggading khususnya di Desa Tamansari dan warga Kabupaten Sukabumi memiliki hak yang sama sebagai warga negara yang harus mendapat perhatian dan keadilan dari para pejabat pemerintah. Tolong lihat dan dengar kami,” tandas Edem.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemkab Kabupaten Sukabumi atau Dinas Komunikasi, Informatika dan Pesandian dan pihak pengembang BTS Telkomsel belum dapat dikonfirmasi.
Seperti diketahui, Desa Tamansari kurang lebih memiliki 3.500 Kepala Keluarga. Dapat diperkirakan bahwa jumlah jiwa di Desa ini mencapai sekitar 9.000 jiwa yang tersebar di 16 daerah atau kampung di antaranya Kampung Naringgul, Cicareuh, Babakan, Cigadog, Kadupuggur, Cisuba, Bongkok, Sorogol, Pinanggading, Cisalada, Cileluleuer, Cibanteng, Muara, Cibodas, Tarisi dan Bitung. Umumnya daerah-daerah tersebut sekitar 75 persen masih mengalami blankspot jaringan internet.
***