Pemerintahan

BBWS Citarum Sosialisasi Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Cihea Cianjur

×

BBWS Citarum Sosialisasi Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Cihea Cianjur

Sebarkan artikel ini
BBWS Citarum Sosialisasi Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Cihea Cianjur
BBWS Citarum Sosialisasi Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Cihea Cianjur

PenaKu.ID – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Jawa Barat, menggelar sosialisasi pelaksanaan rehabilitasi jaringan saluran irigasi Daerah Irigasi (DI) Cihea Cianjur, yang mencakup wilayah dari hulu hingga hilir.

Kegiatan sosialisasi BBWS Citarum ini dilaksanakan di Gedung Guru Bojongpicung (GGB) dan dihadiri oleh forkopimcam serta para kepala desa dari Kecamatan Bojongpicung, Ciranjang, dan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Perwakilan Bidang Irigasi BBWS Citarum, Hari, menjelaskan bahwa rehabilitasi jaringan saluran irigasi DI Cihea akan dilakukan oleh pihak rekanan, dimulai sejak saat ini hingga Oktober 2025. Upaya ini bertujuan untuk memperlancar aliran air dari hulu ke hilir agar dapat mengairi seluruh sawah yang ada di wilayah tersebut.

“Jaringan irigasi sekunder dan primer dari hulu hingga hilir akan direhabilitasi agar aliran air lancar sampai ke sawah milik para petani,” ujar Perwakilan Bidang Irigasi BBWS Citarum.

Sosialisasi ini juga ditujukan kepada para kepala desa dan pengurus kelompok P3A Mitra Cai di Kecamatan Bojongpicung, Ciranjang, dan Haurwangi, untuk menjaring masukan terkait lokasi-lokasi yang dinilai perlu direhabilitasi.

Dengan jaringan saluran irigasi yang baik dan normal, diharapkan program ini dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Jawa Barat, mengingat DI Cihea mampu mengairi lahan pertanian seluas lebih dari 5.400 hektare.

“Rehabilitasi jaringan saluran irigasi DI Cihea ini tak lain bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Jawa Barat,” tambah Hari.

Permintaan Kades kepada Rekanan BBWS Citarum

Sementara itu, Kepala Desa Mekarwangi, Cecep Supriatna, yang didampingi oleh Kepala Desa Kertamukti, Cecep Surahman, menyatakan bahwa program ini perlu memprioritaskan perbaikan pada titik-titik yang selama ini menjadi kendala dalam distribusi air.

“Seperti gorong-gorong yang tersumbat, penyempitan saluran, kedangkalan, dan juga perbaikan tembok penahan tanah (TPT), semuanya telah kami sampaikan dalam forum tanya jawab,” jelas Cecep.

Ia menegaskan bahwa semua usulan yang disampaikan oleh para kepala desa didasarkan pada kondisi nyata di lapangan, bukan rekayasa.

“Kami mohon kepada pihak rekanan agar memprioritaskan perbaikan yang telah diajukan oleh para kepala desa, karena itu adalah fakta yang perlu segera ditindaklanjuti demi kelancaran distribusi air irigasi,” pungkasnya. **