PenaKu.ID – Sholat merupakan tiang agama dalam Islam dan menjadi pembeda utama antara seorang muslim dengan yang bukan.
Namun, dalam kesibukan dunia modern, seringkali ibadah ini dianggap remeh atau bahkan ditinggalkan dengan sengaja.
Menyepelekan sholat bukan hanya sekadar melupakan sebuah rutinitas, tetapi membuka pintu bagi berbagai masalah spiritual dan duniawi yang sering tidak disadari.
Sikap meremehkan sholat, seperti menunda-nunda waktu hingga akhir atau melaksanakannya dengan tergesa-gesa tanpa kekhusyukan, adalah langkah awal menuju kelalaian yang lebih besar. Padahal, sholat adalah momen komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya, Allah SWT.
Kehilangan koneksi spiritual ini dapat membuat hati menjadi keras, hidup terasa hampa, dan keberkahan perlahan-lahan dicabut dari setiap aspek kehidupan, mulai dari rezeki hingga ketenangan jiwa.
Dampak Spiritual dan Kehilangan Ketenangan saat Meninggalkan Sholat
Ketika sholat disepelekan, benteng spiritual seorang muslim menjadi rapuh. Sholat berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Tanpa benteng ini, seseorang akan lebih mudah terjerumus dalam godaan maksiat dan kehilangan arah.
Rasa cemas, gelisah, dan tidak tenang seringkali menghinggapi mereka yang jauh dari sholat. Ketenangan batin yang seharusnya didapatkan dari bersujud kepada Sang Pencipta, tergantikan oleh kegelisahan duniawi yang tiada akhir. Inilah kerugian pertama dan terbesar bagi mereka yang meremehkan panggilan adzan.
Ancaman di Dunia dan Akhirat jika Lalai dalam Sholat
Selain dampak spiritual, ancaman bagi orang yang meninggalkan sholat sangatlah nyata, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam banyak hadis, disebutkan bahwa sholat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Jika sholatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya.
Sebaliknya, jika sholatnya rusak, maka rusak pula amalan lainnya. Ancaman siksa kubur dan neraka Wail secara spesifik disebutkan bagi mereka yang lalai dalam sholatnya. Ini bukanlah ancaman main-main, melainkan pengingat keras akan pentingnya menjaga tiang agama ini dengan segenap jiwa dan raga.**