PenaOpini
Trending

Atasi Stunting Demi Selamatkan Generasi Dan Peradaban

Oleh : Lilis Suryani ( Guru Paud dan Pegiat Literasi)

PenaKu.ID — Semua orang tentu sepakat, bahwa anak -anak saat ini merupakan generasi penerus yang akan memimpin masa depan. Maka dari itu, anak-anak mesti diperhatikan perkembangan fisik maupun mentalnya. Agar setelah dewasa nanti mereka sudah betul-betul mumpuni untuk memimpin negeri ini. Namun, jika sejak dini para calon pemimpin ini sudah mengalami stunting atau gagal tumbuh. Dapat kita prediksikan bagaimana nasib bangsa ini kedepannya. Untuk itu mesti ada tindakan serius untuk mengatasi masalah stunting.

Di satu sisi, setiap tahun kita memperingati Harganas dan HAN ( Hari Anak Nasional). Seperti tahun ini,  Harganas mengusung tema “Ayo Cegah Stunting agar Keluarga Jawa Barat Bebas Stunting”. Namun permasalahan stunting tidak kunjung terselesaikan. 

Meskipun Inspektur Utama BKKBN, Ari Dwikora Tono dalam satu kesempatan mengatakan bahwa “Keluarga adalah sumber yang selalu menghidupkan, memelihara dan memantapkan cinta dan kasih sayang. Keluarga pun menjadi perisai dalam menghadapi segala persoalan”. Namun secara fakta, membuktikan bahwa stunting adalah permasalahan sistemik.

Memang benar, jika keluarga dikatakan sebagai faktor utama karena berkaitan dgn pola asuh dan pemberian nutrisi. Namun, di sisi lain kapitalisme yang mengatur tatanan kehidupan saat ini menarik tugas utama perempuan dalam mengasuh anak-anak. Sehingga anak-anak tidak terurus, karena para ibu sibuk bekerja.

Semua ini diperparah dengan kurang pahamnya orang tua mengenai pengetahuan tumbuh kembang anak secara optimal, akhirnya menyebabkan stunting sulit teratasi. Dalam hal ini pemberian edukasi pun menjadi hal yang mesti dilakukan.

Semua ini bermuara pada pengurusan negara terhadap rakyat, faktanya hingga saat ini negara belum mampu mensejahterakan rakyatnya. Regulasi yang digulirkan baru sebatas wacana dan minim aplikasi. Jika pun ada, pada banyak hal  masih menyisakan PR dimana-mana. Miris, 77 tahun negeri ini merdeka namun masalah klasik negeri ini tak kunjung selesai.

Korelasi Positif Stunting

Atasi Stunting Demi Selamatkan Generasi Dan Peradaban

Seperti yang sudah dijelaskan, penelitian menunjukkan bahwa kemiskinan menunjukkan korelasi positif terhadap stunting, yakni makin tinggi angka kemiskinan di suatu wilayah, makin tinggi pula prevalensi stunting pada anak usia 2—3 tahun di wilayah tersebut.

Bahkan, kemiskinan merupakan hulu dari berbagai permasalahan yang ada, seperti tingginya angka kesakitan dan kematian, pengangguran, gizi buruk, serta rendahnya kualitas SDM.

Oleh sebab itu, pengentasan kemiskinan menjadi kunci penyelesaian stunting di negeri ini. Pengentasan kemiskinan tentu tanggung jawab negara dan erat kaitannya dengan penerapan sistem ekonominya. Terbukti saat ini, sistem ekonomi kapitalisme ternyata membuahkan kemiskinan, bahkan di negeri kaya raya sumber daya alamnya seperti Indonesia. 

Kapitalisme membiarkan yang kuat yang menang dan mengabaikan rakyat yang lemah. Kapitalisme juga membiarkan kekayaan alam dikuasai segelintir orang demi keuntungan pribadi. Walhasil, meletakkan tanggung jawab pada keluarga sebagai kunci pembangunan adalah mustahil dapat menyelesaikan masalah stunting.

Penerapan sistem ekonomi Islam adalah satu-satunya harapan untuk menyelesaikan stunting di negeri ini. Hanya dengan penerapan sistem ekonomi Islam yang akan menjamin kesejahteraan rakyat. 

Islam menentukan bahwa kekayaan alam adalah milik rakyat yang dikelola negara untuk kemakmuran rakyat. Islam juga mewajibkan negara menyantuni rakyat yang lemah dan memenuhi kebutuhan pokoknya individu per individu sehingga kemiskinan dapat terentaskan. 

Hal itu merupakan implementasi dari hadits Rasulullah saw. yang bersabda:

فَاْلاِمَامُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Imam atas manusia adalah pengurus rakyat dan dia dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya (HR al-Bukhari).

Begitulah amanah pemimpin yang harus ditunaikan sebagaimana yang disebutkan juga dalam al-Quran bersamaan dengan tugas penegakan keadilan.

۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا ٥٨

Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya (QS an-Nisa’ [4]: 58).

**Red

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button