PenaKu.ID – Petenis nomor satu dunia Aryna Sabalenka memutuskan mundur dari turnamen pemanasan US Open, Canadian Open di Montreal. Keputusan ini diambil usai dirinya merasakan kelelahan setelah rangkaian turnamen besar musim panas ini.
Sabalenka tampil impresif dengan mencapai semifinal Wimbledon dan Berlin, serta menjadi runner-up di French Open. Namun, padatnya jadwal membuatnya harus mengutamakan pemulihan.
“Saya menyesal tidak bisa ikut serta di Montreal, tetapi menjaga kondisi agar tetap fit untuk sisa musim ini sangat penting,” ujar Sabalenka, dikutip dari Reuters.
Aryna Sabalenka Frustrasi di Wimbledon, tapi Lebih Kuat Secara Mental
Usai tersingkir di semifinal Wimbledon dari Amanda Anisimova, Aryna Sabalenka mengaku memiliki hubungan “benci” dengan turnamen itu. Ia bahkan sempat tergoda menghancurkan raketnya akibat frustrasi.
Namun, petenis asal Belarus ini menegaskan kemajuan mental membantunya mengontrol emosi di laga-laga penting. “Saya belajar mengendalikan diri lebih baik, meski kecewa,” ungkapnya seperti dilansir The Sun.
Di French Open, Sabalenka bersama Coco Gauff, Jessica Pegula, dan sejumlah petenis papan atas lainnya menyoroti ketidaksetaraan jadwal antara sektor putra dan putri. Mereka menilai slot malam lebih sering diberikan untuk pertandingan putra, sementara laga putri kerap dijadwalkan pagi hari di stadion yang kosong.
“Pertandingan putri layak mendapat visibilitas dan dukungan setara,” tegas Sabalenka, dikutip Daily Telegraph.
Sabalenka juga termasuk dalam 20 petenis elite yang menandatangani surat terbuka kepada penyelenggara Grand Slam. Isi tuntutan itu meliputi peningkatan hadiah, pembagian hadiah yang lebih adil, serta keterlibatan pemain dalam pengambilan keputusan.
Surat tersebut juga menekankan kontribusi dana untuk program kesejahteraan pemain, sebagaimana diberitakan AP News.
US Open 2025: Hadiah Rekor dan Format Baru
Menjelang US Open, Aryna Sabalenka kembali dijagokan menjadi favorit. Turnamen yang berlangsung 24 Agustus–7 September 2025 di Flushing Meadows, New York, ini menawarkan total hadiah hampir US$90 juta—terbesar dalam sejarah.
Juara tunggal putra dan putri akan membawa pulang US$5 juta, meningkat 39 persen dari tahun lalu. Tahun ini juga menandai debut format ganda campuran baru serta fasilitas siaran yang lebih luas (Reuters).
Sabalenka kini tak hanya dikenal karena prestasinya di lapangan, tetapi juga karena suaranya dalam memperjuangkan kesetaraan dan kesejahteraan atlet. Keputusan mundur dari Montreal menjadi bagian strateginya demi memastikan performa puncak di Grand Slam terakhir musim ini.**
