PenaKu.ID – Apud salah seorang santri Pondok Pesantren Darul Ulum yang beralamat di Kampung Gembrong, Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang hanyut di sungai Cilangkahan pada Minggu pukul 13.00 wib (6/12/2020) kemarin, hingga saat ini masih belum diketemukan oleh tim evakuasi aparat setempat.
Apud diketahui adalah warga Kampung Hunibera, Desa Cikiruh Wetan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Kronologis hilangnya Apud pada saat ia berenang di sungai bersama dua temannya yang lokasinya tidak berapa jauh dari Ponpes yang ia tinggalinya. Pada waktu itu Apud tiba-tiba terseret derasnya aliran air sungai. Sementata dua orang temannya lagi dapat tertolong oleh warga.
Estu Riadi selaku ketua Tim Basarnas Serang Banten, mengatakan bahwa ia bersama warga telah melakukan penyisiran di sepanjang aliran sungai Cilangkahan namun belum membuahkan hasil.
“Kami dari Basarnas Serang Banten, untuk pencarian korban hari ini dari pagi hingga sore, itu masih nihil. Tadi kita dalam pencarian sore menemukan sebuah bau ternyata itu bukan dari korban, ternyata itu dicurigai bau biyawak yang telah mati,” ucapnya, Senin (7/12/2020), dilansir Siberindo.
Lanjut Estu Riadi pihaknya dalam pencarian tersebut telah dilengkapi peralatan yang memamadai.
“Kita menggunakan perahu karet, timek, nopel, dayung, segala macam dan pelampung,” jelasnya.
Estu mengaku mengalami beberapa kendala yang di antaranya arus sungai yang masih tinggi dan deras.
“Kami melakukan pencarian dari pagi pukul 7:00 WIB hingga sore dan akan dilanjutkan besok pagi pukul 7:00 WIB,” pungkasnya.
Sementara Kiyai Haji Badrusalam, salah satu guru ngaji korban di Ponpes Darul Ulum Gembrong yang baru datang melakukan pencarian mengungkapkan seluruh santri beserta warga setempat saya pimpin untuk terjun menyusuri aliran sungai sampai sepanjang dua kilo meter.
mereka, lanjut Kiyai, ada yang berjalan kaki ada juga yang menggunakan rakit yang terbuat dari pohon pisang, bahkan ada juga yang menyusuri sepanjang sungai tanpa menggunakan alat apapun (Berenang).
“Setiap tumpukan sampah baik di tengah maupun di pinggir sungai diperiksa/disingkap oleh santri dan warga yang terjun membantu Basarnas untuk mencari korban hilang, meski aliran sungai banyak ditutupi pohon bambu di sepanjang aliran sungai yang menyulitkan proses pencarian,” kata dia.
Pantauan awak media [Bungasbanten], di lokasi terlihat tim Basarnas bersama warga yang sedang melakukan pencarian korban.
Hadir pula Kapolsek Malingping beserta anggotanya, Babinsa setempat, PMI Malingping, Camat Malingping beserta bawahannya, Kades Pagelaran, Kades Cilangkahan dan puluhan warga yang ikut membantu pencarian korban.
(Redaksi)