PenaKu.ID – Anis Byarwati, Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP PKS menanggapi kehebohan yang terjadi pada industri perbankan syariah akhir-akhir ini. Dia memberikan catatan penting kepada stake holders industri perbankan Syariah untuk mulai berbenah diri.
Terlepas dari tanggapan dan kritik masyarakat, tambah dia, itu benar atau salah dari sisi pemahaman akad syariahnya, tetapi yang pertama harus disikapi adalah bahwa kritik masyarakat kepada bank Syariah bukanlah karena mereka membenci Syariah atau agama Islam.
“Harus betul-betul dibedakan bahwa agama Islam memang adalah sebuah agama yang diyakini kebenarannya, tetapi menganggap bahwa bank Syariah lepas dari kesalahan adalah sebuah sikap yang berlebihan pula dengan selalu mengatakan bahwa masyarakat belum paham akad yang digunakan di bank Syariah,“ kata Anis Byarwati di Jakarta (26/7/21).
Anis Byarwati Nilai bank syariah Belum Optimal
Legislator dari Fraksi PKS DPR RI ini, menyayangkan bank syariah yang masih belum optimal menyalurkan pembiayaan UMKM, dan juga belum digunakannya akad mudharabah dan musyarakah yang murni berbagi hasil dan berbagi rugi kepada para pengusaha kecil.
Anis Byarwati juga mengkritik sudut pandang regulator dalam pengembangan ekosistem Syariah terutama perbankan Syariah yang terlihat sangat mementingkan perluasan market share semata.
“kita mengkhawatirkan ketika perbankan Syariah lebih fokus untuk memperbesar market share lewat ekspansi pembiayaannya yang tidak fokus kepada UMKM untuk mengejar target pada jumlah aset tertentu, akan berdampak kepada industri Syariah kehilangan ruh kebersamaan dengan umat Islam,” ujar dia.
Dia menegaskan lebih lanjut ketidakpercayaan masyarakat terhadap diferensiasi operasional bank yang menggunakan nama Syariah akan membuat bank Syariah kehilangan konteks dan relevansinya. Ketidakpercayaan ini jika tidak dimitigasi secara proper akan memunculkan anggapan bahwa para pelaku bank Syariah dianggap menghianati Syariah itu sendiri karena masyarakat memiliki ukurannya sendiri dalam menilai operasional bank.
Anis Byarwati yang merupakan Wakil Ketua BAKN DPR RI dengan gelar S3 di bidang ekonomi syariah ini, juga mengingatkan kepada institusi perbankan Syariah untuk selalu memperbaiki diri baik dari sisi layanan, GCG, inovasi produk, maupun pengedepanan substansi Syariah agar tidak terlalu terjebak dengan kompleksitas akad.
“Ke depannya kita ingin melihat bahwa perbankan Syariah menjadi bank pilihan, di mana orang pergi ke bank Syariah bukan hanya orang yang sadar Syariah, tetapi juga orang yang perduli dengan layanan yang baik, produk-produk inovatif, dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen,” imbuh dia.
Anis mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu menjaga iklim ekonomi, politik dan sosial yang kondusif untuk perkembangan perbankan Syariah. Sehingga bank Syariah bisa tumbuh berkembang menjadi salah satu alternatif sistim yang menyumbang terhadap perekonomian nasional.
“Perbankan Syariah sebagai institusi yang membawa label syariah sudah punya mekanisme pengawasan yang sangat ketat baik oleh OJK maupun oleh DSN/DPS. Jika ada persoalan yang dianggap persoalan pribadi nasabah dengan Bank Syariah sebaiknya menggunakan mekanisme yang berlaku, baik melalui arbitrase syariah maupun lewat jalur hukum lainnya,” pungkas Anis Byarwati.
(ALF)