Tutup
PenaRagam

Dede Farhan Aulawi: Jangan Melupakan Sifat Yang Prospektif

×

Dede Farhan Aulawi: Jangan Melupakan Sifat Yang Prospektif

Sebarkan artikel ini
IMG 20200210 WA0086
IMG 20200210 WA0086
Dede farhan aulawi (kanan) saat melantik pengurus DPD prawita genppari. Rabu 05/02

PenaKu.ID – “ Pariwisata adalah sektor unggulan yang dimiliki oleh negara Indonesia. Kekayaan dan keragaman potensinya sungguh sangat luar biasa. Setiap daerah dan wilayah memiliki keunggulannya masing – masing, namun semua belum diberdayakan secara maksimal demi kepentingan bangsa dan negara. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau, seandainya 1% saja, atau sekitar 170 pulau dikembangkan sebagai destinasi wisata, maka pendapatan negara akan semakin meningkat. Begitupun dengan kesejahteraan masyarakat diyakini akan meningkat juga, karena sektor pariwisata bisa menjadi trigger untuk menggerakan sektor ekonomi masyarakat yang lainnya “, itulah salah satu ulasan pakai yang disampaikan oleh Ketua Umum Pegiat Ragam Wisata Nusantara (PRAWITA) – GENPPARI Dede Farhan Aulawi, di pulau Buru, Rabu (5/2).

Hal tersebut disampaikan oleh Dede dalam sambutannya ketika melantik dan mengukuhkan pengurus DPD PRAWITA – GENPPARI Kabupaten Buru. Dirinya juga mengulas panjang lebar kenapa masyarakat Indonesia perlu digerakkan untuk mendukung kemajuan pariwisata Indonesia, sampai lahirnya organisasi yang secara intens terus menyuarakan dengan karya nyata berbagai terobosan dan inovasi kepariwisataan.

Dede juga menambahkan bahwa sektor kepariwisataan tidak hanya bersifat rekreatif saja, tetapi juga harus bersifat edukatif, kreatif, produktif dan prospektif.

Jika hanya bicara unsur rekreatif, kesannya pariwisata itu hanya konsumtif dan buang – buang uang saja. Padahal wisata pun sesungguhnya bisa bersifat edukatif, yaitu memberi pengetahuan, wawasan dan keterampilan masyarakat sesuai dengan bidang peminatan masing – masing.

Dalam penggalian sumber dan potensi wisata menjadi destinasi wisata, tentu juga harus kreatif agar masyarakat mau mengunjungi lokasi tersebut. Ini bukan hanya bicara soal penataan lokasi wisata saja, melainkan juga pengembangan objek, kemasan dan strategi pemasarannya. Ujar Dede.

Kemudian terkait sifat yang produktif, pada dasarnya Dede berharap bahwa segenap pengurus bisa melakukan transformasi alam dari sesuatu yang tidak produktif menjadi produktif.

Misalnya dalam pengembangan wisata agro, bagaimana mengolah lahan – lahan tidur menjadi lahan yang produktif.

Dirinya berharap agar setiap jengkal tanah Indonesia menjadi lahan produktif yang bisa memberikan nilai ekonomi pada masyarakatnya agar kesejahteraan mereka semakin meningkat. Harap Dede dengan penuh optimis.

Apalagi di pulau Buru ini banyak sekali spot wisata yang sangat menarik, seperti Pantai JIKUMERASA NAMLEA, Pantai TELAGA, Pantai RATU, DUSUN WARUJAWA, Pantai LALA, WATERFALL WAEURA, BUKIT TATANGGO, KAYELI COUNTRY, BUKIT DUSUN WATAMPULI, Danau Rana, dan lain – lain. Ini belum termasuk pengembangan wisata edukasi minyak kayu putih, budi daya ternak lebah, dan sebagainya.


“ Dan terakhir jangan melupakan sifat yang prospektif, artinya setiap ide – ide brilian itu juga harus memperhatikan nilai – nilai ekonomi yang memberikan nilai tambah yang positif. Jika tidak ada prospek yang baik, mana ada investor yang mau menanamkan uangnya di sektor kepariwisataan. Jadi kajian kelayakan secara ekonomis juga menjadi sangat penting sekali. Silakan lakukan analisis secara komprehensif agar investor semakin bergairah untuk menggerakan sektor wisata sebagai bidang pilihan ivestasinya. Tentu bukan semata – mata berorientasi ekonomi saja, tetapi jika bisa dipadukan tentu akan menjadi semakin baik “, pungkas Dede menyampaikan closing statement.

( red )