PenaKesehatan
Trending

Kasus DBD Meningkat, KBB Jadi Penyumbang Terbanyak Ke 3 Se-Jabar

Adapun kecamatan penyumbang kasus DBD terbanyak di KBB dari Januari-April 2024 yaitu, Kecamatan Cililin

PenaKu.IDKasus DBD atau demam berdarah dengue Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat saat ini berada pada peringkat paling tinggi ketiga se-Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB per 6 Mei 2024, jumlah kasus penyakit DBD di Bandung Barat sejak Januari – April 2024 terjadi peningkattan hingga mencapai 1.903 kasus.

Sementara daerah paling banyak pertama di Jabar yakni, Kota Bandung dengan jumlah kasus 3.468 kasus DBD. Adapun peringkat kedua yaitu, Kota Bogor yang bejumlah 1.942 kasus DBD.

“Memang jika melihat data kasus DBD yang terlaporkan untuk KBB kalau se-Jabar peringkat ketiga. Karena yang pertama Kota Bandung dan kedua Kota Bogor,” kata Kepala Bidang P2M Dinkes KBB, Dr. Nurul saat dihubungi, Selasa (7/5/2024).

Adapun kecamatan penyumbang kasus DBD terbanyak di KBB dari Januari-April 2024 yaitu, Kecamatan Cililin dengan jumlah kasus sebanyak 347 kasus. Disusul, Kecamatan Lembang dan Cipongkor.

“Dari data terlaporkan memang Cililin paling banyak untuk kasus DBD. Karena mungkin Cililin sudah masuk daerah perkotaan dan pergerakan masyarakat juga sudah banyak disana,” ucapnya.

Kasus DBD yang Menewaskan Warga

Dari jumlah kasus itu, ada sekitar 13 kasus meninggal dunia di Kabupaten Bandung Barat akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) tersebut.

“Itu permasalahnnya kebanyakan dari keterlambatan mendapat pelayanan kesehatan. Karena secara umum, kalau DBD bisa ditanggulangi biasanya ga sampai meninggal,” tutur Nurul.

Menurutnya, seharunya jika telah terjadi demam selama 2 hari berturut-turut harus menjadi perhatian untuk mendapat layanan kesehatan lebih lanjut.

“Biasanya mereka datang ke Puskesmas atau rumah sakit itu sudah dalam status DSS atau trombosit menurun. Jadi penanganannya harus lebih intensif lagi,” ujar Nurul.

Hingga saat ini, pihaknya selalu berupaya dengan menyosialisasikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maupun desa terkait pemberantasan sarang nyamuk.

“Jadi kita telah mengimbau terkait Menguras, Menutup dan Memanfaatkan limbah (3M) jika ada air menggenang yang dapat menyebabkan jentik-jentik nyamuk. Kita juga telah melakukan fogging terhadap lokus-lokus yang ada,” pungkasnya.

***

Related Articles

Back to top button