Tutup
PenaSosial

Banjir Cimahi, Enang Sahri Lukmansyah: Harus Duduk Bersama

×

Banjir Cimahi, Enang Sahri Lukmansyah: Harus Duduk Bersama

Sebarkan artikel ini
Banjir Cimahi, Enang Sahri Lukmansyah: Harus Duduk Bersama
Anggota DPRD Kota Cimahi Enang Sahri Lukmansyah

PenaKu.ID – Bencana banjir, longsor, dan beberapa rumah ambruk karena terjangan air besar di RW 13 Kelurahan Cipageran pada hari Sabtu 6 Januari 2024 yang lalu.

Menurut anggota Komisi III DPRD Kota Cimahi Enang Sahri Lukmansyah, ke depannya perlu inisiatif dari pihak Dinas Perumahan Dan Kawasan Pemukiman (DPKP), Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, duduk bersama untuk dilakukan pembangunan infrastrukturnya segera dibenahi.

Hal itu diungkapkan oleh Enang Sahri Lukmansyah di kantornya setelah dilakukan pengecekan ke lapangan bencana yang terjadi di daerah tersebut, Rabu (10/1/2024).

“Saya akui memang saat ini cuaca yang sangat ekstrem di awal tahun 2024, diakibatkan banyaknya curah hujan yang sangat tinggi,” ucapnya Enang Sahri Lukmansyah.

Akibatnya, kata Enang Sahri Lukmansyah, daerah Cipageran yang biasanya tidak pernah banjir menjadi banjir.

“Saya melihat, karena saya terjun kelapangan langsung, ada beberapa titik yang memang sangat parah,” ujar Enang Sahri Lukmansyah.

Seperti yang diterangkan oleh Enang Sahri Lukmansyah yaitu di daerah Cipageran RT 3 RW 13, tepatnya di daerah Balingbing, tepatnya dekat kantor BPSDM Provinsi Jawa Barat.

“Atau di samping Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Misbahunnur, bencana banjir disana sangatlah parah, ada beberapa rumah yang roboh, bahkan ada satu rumah yang permanen juga bisa roboh, akibat terjangan banjir yang datangnya dari atas jalan Cisarua KBB,” ungkap Enang Sahri Lukmansyah.

Bahkan dijelaskan pula oleh Enang Sahri Lukmansyah, bencana pada hari Sabtu yang lalu ada sekitar 8 rumah masyarakat Kota Cimahi yang roboh.

“Bahkan semua rumah di daerah tersebut banyak yang terendam sekitar ketinggian air sampai 2 meter lebih,” terang Enang Sahri Lukmansyah.

Memang yang diketahui oleh Enang Sahri Lukmansyah, karena banjir tinggi di daerah Cipageran tersebut dikarenakan air bah yang tertahan akibat karena ada tebing yang longsor dan saluran drainasenya yang tersumbat oleh sampah.

“Akibatnya kapasitas debet air yang tinggi, tidak dapat tersalurkan dalam drainase tersebut,” utturnya.

Itu pun dijelaskan oleh Enang secara rinci, salah satunya juga akibat banjir tersebut, di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Misbahunnur, saluran airnya yang melebihi kapasitas.

Akibat bencana banjir di Cipageran Kecamatan Cimahi Utara banyak rumah yang roboh di RT 3/RW 13 Cipageran

“Karena di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Misbahunnur itu ada gorong-gorong atau saluran air, dari atas datang cukup besar, sampai kegorong-rorongnya itu jadi kecil, sekira setengah meter,” katanya.

“Salah satu solusinya adalah bagi orang yang akan menyebrang ke pesantren Misbahunnur gorong-gorong drainasenya harus diperbesar, dikasih buis yang besar,” sarannya.

Kalau hal itu gorong-gorong tersebut diperlebar dan oembangunannya dilakukan oleh pihak DPUPR, air akan tertampung dan akan mengalir ke Pemakaman Santiong.

“Kejadian bencana kemarin meninggalkan luka yang cukup dalam bagi masyarakat Cimahi khususnya warga Cipageran Blok Balingbing tersebut, memang korban jiwa tidak ada, tapi banyak rumah yang hancur, dan masyarakat di sana juga tidak punya perbekalan pakaian, karena semua pada hanyut oleh banjir besar tersebut,” ungkap Enang.

Diakui oleh Enang, pihaknya juga sudah menyampaikan kejadian tersebut kepada pihak DPKP dan DPUPR, karena itu bagian pekerjaan yang harus diselesaikan.

“Memang kejadian bencana banjir tersebut di daerah Cipageran terjadi di beberapa titik, salah satunya adalah di daerah Jalan Cidahu dekat Kantor Kelurahan Cipageran, itu juga sangat luar biasa, tidak bisa dilewati oleh kendaraan apa pun pada saat banjir besar,” papar Enang.

Enang mengatakan di RW 26 Cipageran ada pohon tumbang dipinggir kali menimpa dua rumah ruksak parah.

“Bahkan di daerah Citeureup Jalan Encep Kartawiria, di depan SGO jadi langganan banjir dan tidak ada solusi dari dulu, ini juga harus terselesaikan,” tambah dia.

Enang Sahri Lukmansyah Dorong Dinas Sinergi

Satu-satunya kata Enang dari pihak DPKP dan DPUPR serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berinisiatif harus duduk bersama membahas terkait bencana yang terjadi.

“Agar ke depannya masalah banjir di daerah Cipageran, Citeureup dan didaerah lainnya dapat tertanggulangi lebih baik lagi kedepannya,” tandas Enang.

Enangpun sangat mengapresiasi terhadap Sekda Kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan, Camat Cimahi Utara Rully Sulfanorida, Lurah Cipageran, dan dari pihak kepala BPBD Fitriandy Kurniawan yang cepat tanggap terhadap kejadian bencana tersebut.

Kejadian bencana banjir di daerah Balingbing RT 3 RW 13, dibenarkan pula oleh Ketua RW 13 Ade Karyana Saputra, menerangkan bahwa terjadinya banjir yang terjadi di RW 13 dikarenakan adanya gorong-gorong yang tersumbat didekat Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Misbahunnur.

Ketua RW 13 Cipageran Ade Karyana Saputra apresiasi terhadap Sekda Kota Cimahi, BPBD, Lurah dan Camat Cimahi Utara tanggap terhadap bencana banjir di Cipageran.

“Karena adanya penyumbatan di gorong-gorong tersebut banyaknya sampah dan tanah longsor, akhirnya air tidak jalan, apalagi datang airnya lebih gede, ya sudah tidak dapat tertampung disitu,” terang Ade.

Diungkapkan pula oleh Ade, bahwa air besar tersebut dari KBB dan jalan Kolonel Masturi (Kolmas) masuk ke gorong-gorong tersebut.

“Termasuk air dari wilayah Padaasih juga masuk kesitu, akibatnya air tersebut tidak tertampung, dan akibatnya banjir didaerah tersebut,” ungkap Ade.

Begitu pula menurut Ade dari hasil pendataan dampak dari banjir tersebut ada 20 rumah yang kena dampaknya.

“Ada 8 rumah yang lebih parah lagi ada yang tertimpa reruntuhan benteng Futsal menimpa dua rumah yang parah, itu semua ambruk,” terangnya.

Dijelaskan pula oleh Ade, awal kejadian bencana tersebut terjadi pada pukul 5 sore hari Sabtu tanggal 6 Januari 2024.

“Pada saat itu jam 4 sore sudah turun hujan lebat, dan saya langsung mengecek kedaerah tersebut, sekitar pukul 5 sore air sudah meninggi dan tidak dapat tertampung lagi,” kata Ade.

Ade pun memaklumi dari pihak BPBD langsung tanggap pada pukul 10 malam.

“Saya memaklumi dari pihak BPBD datang ke TKP pada jam 10 malam, karena kejadian bencana banjir di Cipageran bukan itu saja, ada di RW 14, di RW 7, di RW 6 itu banjir, di RW saya diantisipasi bersama warga sampai jam 8 malam,” beber Ade.

Ade pun mengapresiasi kinerja BPBD Kota Cimahi yang membersihkan sisa-sisa banjir sampai pukul 12 malam, disaksikan oleh Sekda Kota Cimahi, dan Camat Cimahi Utara.

***