Tutup
PenaPeristiwa

2 Bocah di Cianjur Tenggelam di Saluran Irigasi

×

2 Bocah di Cianjur Tenggelam di Saluran Irigasi

Sebarkan artikel ini
2 Bocah Kakak Beradik di Cianjur Tenggelam di Saluran Irigasi
2 Bocah Kakak Beradik di Cianjur Tenggelam di Saluran Irigasi

PenaKu.ID – Dua orang bocah kakak beradik SN (8) dan MN (6) putri dari pasangan suami istri (Pasutri) Arip dan Akikah warga Kampung Kaum, RT 03/08, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ditemukan sudah meningal dunia mengambang di saluran irigasi Sekunder, tepatnya di Curugan Irigasi depan Kaum/Masjid Besar Jati pada Senin (13/11/23) sekitar pukul 14.00 WIB.

Informasi yang dapat dihimpun, kedua bocah putri sedang bermain loncat ke air (mandi) bersama teman lainnya.

Nahas, MN, bocah yang pertama loncat ke curugan air irigasi dengan kedalaman kurang lebih 1,40 meter tak jua muncul ke permukaan.

Melihat hal tersebut, kakaknya yang berinisial SN langsung loncat guna menolong adiknya, namun yang terjadi keduanya tak muncul pula kepermukaan air.

Kedua temannya yang menyatakan yaitu Farhan (7) dan Fasha (6) langsung bergegas melaporkan kejadian itu kepada orang tua korban yang jaraknya sekitar 100 dari tempat kejadian, saat itu pula ibu korban Atikah beserta sanak saudara bergegas menuju tempat tenggelam kedua putrinya.

Pertama ditemukan SN terlihat mengambang di atas permukaan air dan setelah dicari kemudian MN ditemukan di dasar air.

“Saat itu pula keduanya langsung diangkat ke darat namun sayang keduanya sudah tak bernapas. Tak lama Kapolsek Bojongpicung beserta jajaran, Kepala Desa Jati juga ahli medis dari puskesmas terdekat datang ke tempat kejadian,” ucap Empep (48) selaku Ketua RT.

Bocah Meninggal Tenggelam Dibenarkan Kades

Sementara itu, Kepala Desa Jati Tedi Mulyadi membenarkan dua kakak beradik meninggal dunia akibat tenggelam di Curugan saluran irigasi depan Kaum jati, hal itu terjadi karena kedua bocah itu belum bisa berenang, karena kedalaman air cukup dalam dan lebar air Irigasi sekitar 2 meter.

Selain itu pihaknya mengaku datang ke tempat kejadian bersama aparat desa dan RT /RW setempat guna melakukan pemeriksaan jasad korban.

Setelah hasil pemeriksaan bagian luar oleh ahli medis, kedua korban dinyatakan meninggal dunia akibat kehabisan napas karena tenggelam, dan pihak keluarga korban menolak untuk diotopsi, karena kejadian itu sudah merupakan takdir dari Illahi.

“Kami turut berdukacita dan belasungkawa, semoga keluarga korban diberi keikhlasan tabah dan tawakal,” pungkasnya.

***