PenaKu.ID – Gadis cantik Windi Liesandriani (20) putri pertama pasangan suami istri (pasutri) Cecep Hendriana dan Lilis Fitrianti warga Kampung Parungbitung RT 01/01 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur Jawa Barat, mengidap penyakit gagu dan pendengarannya pun kurang peka.
Namun, ia mampu membuat karya tulis yang elegan, seperti membuat cerita pendek (cerpen), puisi dan karya tulis lainnya hingga mampu membuat buku.
Windi Liesandriani sering mengikuti lomba karya tulis hingga mampu mendapatkan piagam penghargaan, piala dan tropi sebanyak 8 buah termasuk piala juara satu tingkat Nasional.
Namun, seluruh hasil karyanya belum diketahui banyak pihak termasuk pihak pemerintah daerah termasuk Disdik Kabupaten Cianjur.
Orang tua Windi Liesandriani, Lilis Fitrianti menerangkan, Windi Liesandriani itu merupakan putri pertamanya sejak lahir normal layaknya balita lainnya, namun setelah usia 5 tahun Windi menderita sakit DBD dan langsung dirawat di RSUD Cianju,r sepulangnya dari RSUD, Windi pendengarnya terganggu dan bicaranya gagu.
Saat itu pula,lanjut sang ibu, Windi terus diupayakan kesetiaan pengobatan secara medis maupun secara pengobatan tradisional namun tak kunjung sembuh, hingga dewasa menderita gangguan bicara (gagu) dan pendengarannya terganggu pula. Biarpun seperti itu Windi tetap mengikuti pendidikan
di SD, SMP dan SMK.
Ketika Windi duduk di bangku kelas 2 SMK mengikuti pembelajarannya secara daring diam di rumah, selama itu Windi rajin menulis membuat puisi, cerpen dan ikut lomba karya tulis di google dengan judul Ukirlah Senyum Manismu.
Tak disangka ternyata karya tulisnya itu mampu menjadi juara pertama dan pialanya dikirim ke rumah melalui paket dan karya tulisnya itu diabadikan di buku kumpulan puisi oleh pihak panitia lomba.
Selang beberapa hari, Windi Liesandriani terus membuat karya tulis lainnya yang seluruhnya dimasukkan pada setiap acara lomba dan selalu menjadi juara pertama telah mampu mengumpulkan piala juara pertama.
“Sekarang Windi telah mampu mencetak buku hasil karya tulisnya sendiri dengan judul “Lala and Friends” dan dicetak sebanyak 30 eksemplar buku dengan biaya pribadi,” ujar sang ibu saat dijumpai awak media, Senin (06/03/23).
Ia meneruskan, Winda sekarang sedang merilis buku jilid dua. Selain mampu membuat karya tulis, ia juga aktif mengajar di PAUD terdekat dan sekarang sedang mengikuti jenjang pendidikannya Semester IV di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Cianjur dan Winda memiliki impian bahwa nama dirinya ingin selalu tercatat di perpustakaan nasional maupun internasional.
Biarpun memiliki keterbelakangan Winda tetap merupakan kesayangan kedua orang tuanya.
“Nak,.. jangan kecil hati terus berkarya dengan baik semoga karyamu mampu menutup keterbelakangan kamu dan papa mama bangga Winda mampu berkarya dengan baik,” kata Lilis Fitrianti.
Mohon Dukungan untuk Windi Liesandriani
Sementara itu, Kepala Desa Kertamukti Cepi Agustina menambahkan, Winda Liesandriani selain warga Desa Kertamukti juga sebagai keponakan dan memang benar adanya bahwa ia piawai dalam membuat karya tuli hingga mampu menjadi juara pertama membuat puisi dan cerpen tingkat nasional.
Kepiawaian Winda belum diketahui banyak pihak karena hingga kini belum pernah ada yang datang memberikan apresiasi kepada Winda yang telah berhasil membawa harum nama baik Cianjur.
“Winda tak pandai bicara tapi karyanya cukup elegan hingga mampu membuat karya tulis yang sekarang sudah menjadi buku,” kata Kades.
Ia berharap kepada Kadisdik Kabupaten Cianjur agar dapat memberikan atensi kepada Winda yang memiliki kemampuan dan kesempatan untuk membawa lebih harum nama Kabupaten Cianjur.
“Mohon bantuan biaya untuk mencetak buku jilid dua dan berikan apresiasi untuk Winda yang notabene tidak bisa bicara tapi karyanya nasional,” pungkasnya.
***