Tutup
PenaKesehatan

KBB Salah Satu Penyumbang Tertinggi PMK di Jabar

×

KBB Salah Satu Penyumbang Tertinggi PMK di Jabar

Sebarkan artikel ini
Bandung Barat Penyumbang Tertinggi PMK di Jabar
Sekretaris Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar dan Kepala Dispernakan KBB (Foto : Cecep)

PenaKu.ID – Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu daerah penyumbang kasus PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku terbanyak di tingkat nasional pada pertengahan 2022 lalu.

Pasalnya, sebanyak 6.800 ekor sapi tewas, akibat serangan wabah tersebut. Sedangkan jumlah sapi yang tewas akibat Penyakit Mulut dan Kuku secara nasional 12.800 ekor, hingga pertengahan 2022 lalu.

Kabupaten Bandung Barat (KBB) menjadi salah satu wilayah penyumbang tertinggi kasus Penyakit Mulut dan Kuku se-Jawa Barat, dengan jumlah sapi tewas sebanyak 3.153 ekor milik 1.831 peternak.

Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Makmun mengatakan, kematian sapi perah dan sapi potong memang yang banyak terdampak Penyakit Mulut dan Kuku.

“Kematian sapi terbanyak ini karena jumlah populasi hewan ternak di wilayah Jawa Barat cukup banyak, dan salah satu sentranya ada di wilayah Kabupaten Bandung Barat,” kata Makmun di Cisarua. Rabu, (1/2/23).

Ia menjelaskan, pihaknya ke Kabupaten Bandung Barat untuk memenuhi janji Presiden Joko Widodo melalui Menteri Pertanian, memberikan dana ganti rugi kepada para peternak yang terdampak Penyakit Mulut dan Kuku pada 2022 lalu.

Masing-masing peternak yang terdampak PMK tersebut, lanjut Makmun, mendapat uang ganti rugi sebesar Rp 10 per-ekor dengan ketetentuan maksimal 5 ekor perpeternak.

“Jadi kalau ada 4 ekor mendapat Rp 40 juta dan kalau ada yang 3 ekor mendapat Rp 30 juta, tergantung kondisi pada saat itu. Semua data peternak terdampak di ferivikasi dulu mulai dari tingkat desa di validasi Kabupaten/Kota dikirim ke Provinsi lalu ke kami,” jelasnya.

Ia berharap, para peternak agar senantiasa melakukan vaksinasi dan penandaan terhadap seluruh hewan ternak, sebagai bentuk antisipasi wabah PMK.

“Kalau sudah terkena (PMK) nanti hewan ternaknya meninggal lagi dan rugi lagi, jadi Ini satu-satunya cara yang terbaik untuk mencegah virus PMK agar tidak terus mewabah di Indonesia,” harapnya.

Kompensasi PMK

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jabar, Mohamad Arifin mengatakan, bantuan yang diberikan pada hari ini di wilayah KBB, baru 1.600 peternak untuk mengganti hewan ternak kerbau dan sapi mati dan potong paksa sebanyak 2.000 ekor.

“Secara keseluruhan untuk Jawa Barat ini dari 6.400 yang diajukan ke pemerintah pusat, sudah terealisasi sekian 4.000-an. Sisanya 2.400-an sedang diproses di pusat. Itu untuk 16 kota/ kabupaten se-Jawa Barat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) KBB, Unang Husni Thamrin mengatakan, ada sekitar 80 peternak di wilayah yang gagal verivikasi administrasi.

“Kita akan terus upayakan agar para peternak terdampak PMK di Kabupaten Bandung Barat tetap mendapat bantuan,” katanya.

Selain mendapat bantuan ganti rugi, ia menambahkan bahwa para peternak ini juga akan diberi bantuan lain seperti, vaksin, pakan, vitamin dan obat lainnya.

“Itu merupakan bentuk perhatian dari pemerintah untuk pemulihan ekonomi mereka, pasca ternaknya terkena wabah PMK,” pungkasnya.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *