PenaKu.ID – Jasad gadis warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kartoharjo, Madiun, Jawa Timur, akhirnya berhasil diturunkan Tim SAR gabungan berbagai unsur relawan dari puncak Gunung Lawu, Senin (30/1/2023) pukul 16.00.
Setiba di Pos Pendakian Cemoro Kandang, Tawang Mangu, Karang Anyar, Jawa Tengah, setelah menempuh jarak 1.400 meter, jasad gadis langsung dikirim ke Puskesmas Tawang Mangu menggunakan Unit Ambulance PMI.
“Alhamdulilah kamboja (korban) sudah tiba di Pos Induk Cemoro Kandang. Baru saja sore ini. Langsung dikirim ke Puskesmas Tawang Mangu dengan ambulans PMI,” sebut beberapa personel SAR, RAPI (JZ 13 XVN), TRC BPBD Magetan (Didik), Damkar Magetan (Jarot), PMI Magetan (Tukirman) dan SAR Sikatan Ngawi (Edy Prawoto), kepada jurnalis.
Sepanjang proses evakuasi, jasad gadis ditandu secara bergantian menuruni jalan setapak, dalam cuaca berselimut kabut dan mendung. Mereka yang terlibat evakuasi diantaranya BPBD, PMI, Damkar, Tagana, AGL, PGL, PSHT, Adventure dan relawan lainnya.
Puluhan personel Tim SAR yang terbagi dalam 4 search and rescue unit (SRU) itu, menempuh perjalanan naik turun gunung sepanjang proses evakuasi jasad gadis selama 8 jam.
Mereka berangkat dari Pos Induk Cemoro Kandang, menuju puncak Gunung Lawu pada Senin pagi (30/1/2023) pukul 07.45. Dan tiba di tempat kejadian perkara, Geger Boyo, yang berketinggian 3.265 mpdl, pada pukul 10.36. Kemudian tiba kembali di Pos Induk Cemoro Kandang berketinggian 1.830 mpdl pada pukul 16.00.
Kronologis Penemuan Jasad Gadis di Gunung Lawu
Kondisi korban pertama kali diketahui dua orang warga setempat yang sedang berjalan-jalan, Jarwo dan Agus Warung, tergeletak di areal puncak, Geger Boyo, pada Minggu (29/1/2023) pukul 12.55.
Lantaran cuaca buruk, saat itu pula Tim SAR yang hendak melakukan evakuasi korban terpaksa mengurungkan niatnya. Aparat keamanan setempat dan Tim SAR gabungan memutuskan evakuasi keesokan harinya.
“Sampai (Minggu) pukul 00.00 ini puluhan personel Tim SAR gabungan tertahan di Cemoro Kandang. Belum berani naik. Cuaca hujan, berkabut, dingin dan gelap,” teriak personel SAR pemilik call sign JZ 13 VXN, Priyanto, kepada jurnalis, Minggu tengah malam.
Cuaca di Cemoro Kandang, saat Tim SAR mengurungkan naik gunung itu, memang ekstrim. Kecuali hujan, berkabut tebal dan gelap, juga suhu udara mencapai antara 20 sampai 19 derajat celsius.
Hingga kini belum diketahui secara pasti, apa motivasi korban naik gunung sendirian. Banyak pihak menduga korban bukan seorang pendaki gunung, lantaran tidak ditemukan adanya itinerary pada kelengkapan korban.
Guna memastikannya, pihak kepolisian setempat kini tengah berupaya memintai keterangan sejumlah pihak, termasuk keluarganya di Madiun.
***